TOTABUAN.CO — Seorang perawat berdarah Indonesia masuk dalam salah satu tokoh muda Australia masa depan. Prestasi ini diraihnya karena kegiatan di bidang kesehatan.
Yanti Turang adalah seorang perawat berdarah Indonesia yang sekarang tinggal di New Orleans, Amerika Serikat (AS). Dia aktif dalam berbagai kegiatan di bidang kesehatan di Indonesia lewat organisasi bernama Learn To Live Global.
Yanti Turang adalah salah seorang dari 19 warga muda Australia yang masuk dalam sebuah buku bernama Future Chasers yang akan diluncurkan oleh Departemen Perdagangan Internasional Australia. Peluncuran buku ini bertepatan dengan peringatan Australia Day, pada Senin (26/1/2015).
Dari 19 orang tersebut, 15 diantaranya sekarang masih berdomisili di Australia dan empat lainnya termasuk Yanti Turang berasal dari Indonesia, Sri Lanka, India dan Malaysia.
Dalam percakapan dengan wartawan ABC L. Sastra Wijaya, Jumat (23/1/2015), Yanti mengatakan, bangga bahwa dirinya menjadi bagian dari kampanye untuk memperkenalkan para tokoh muda Australia yang sudah menunjukkan prestasi mereka.
“Nama saya masuk di situ karena di tahun 2014 kemarin saya terpilih untuk menerima penghargaan Young Achiever Award dari La Trobe University.” kata Yanti, dalam situs Australia Plus, Sabtu (24/1/2015).
Yanti yang ayahnya berasal dari Sulawesi Utara dan ibunya asli Australia ini memang menempuh pendidikan di bidang keperawatan di La Trobe University di Victoria dan tamat pada 2009.
Yanti sebelumnya pernah juga menempuh pendidikan di universitas yang sama dan menamatkan pendidikan S1 di bidang Kajian Bahasa Indonesia, dan kemudian pindah ke New Orleans.
Di kota tersebut, Yanti pernah merasakan akibat Badai Katrina, yang meluluhlantakkan kota tersebut pada 2005. Yanti juga memiliki hobi musik dan menjadi vokalis kelompok musik indie Mahayla, selain juga bekerja sebagai perawat.
Pada 2011, Yanti mendirikan sebuah organisasi bernama LearnToLive. Organisasi kemanusiaan ini memberikan layanan kesehatan dan pendidikan bagi komunitas di Indonesia, tempat asal ayahnya.
Pada 2012, Yanti bersama dengan tim dokter, perawat dan yang lainnya mendatangi beberapa kawasan di Sulawesi Utara seperti Sapa, Beringin, Likupang, dan Bunaken. Bersama mereka mencoba membantu masyarakat di sana memperbaiki taraf kehidupan.
“Sampai sekarang kehadiran kami masih ada. Sekarang kami memberikan pelayanan di bidang kesehatan mental guna menangani berbagai masalah mental yang dihadapi warga di sana. Sesuatu yang di negara maju mungkin tidak masalah lagi namun di daerah seperti di Indonesia ketersediaan dokter ahli jiwa atau psikolog di kalangan masyarakat seperti di Sulawesi Utara masih langka,” ujar Yanti.
Atas kerja sosial ini dan juga kegiatannya sebagai perawat di AS, pada 2012, Yanti pernah terpilih sebagai 100 Perawat Terbaik untuk negara bagian Louisiana.
Dari mana dia mendapatkan dana untuk melakukan kegiatan tersebut? Menurut Yanti, dia dan beberapa rekannya yang mencari dana yang mereka kumpulkan baik di Australia dan Amerika Serikat. “Ada juga beberapa pendonor yang memberikan sumbangan mereka.” katanya.
Yanti Turang mengatakan bangga bahwa namanya masuk ke dalam golongan Future Chasers oleh Departemen Perdagangan Australia.
“Mudah-mudahan dengan ini, nama organisasi kami akan jadi lebih terkenal sehingga kami bisa melakukan lebih banyak kegiatan.” katanya.
sumber : metrotvnews.com