TOTABUAN.CO — Pemerintah Filipina kemarin menggerebek Penjara Bilibid di Kecamatan Muntinlupa, Ibu Kota Manila. Dari penggeledahan aparat, ditemukan pelanggaran serius yang didiamkan pengelola lapas.
Lembaga pemasyarakatan terbesar di Filipina itu justru memberikan fasilitas mewah pada penghuninya. Ditemukan sel dilengkapi jacuzzi untuk mandi uap, perabotan mewah, pendingin udara, serta bahkan salah satu aula diubah menjadi bar striptis.
Menteri Hukum Leila de Lima yang langsung memimpin sidak mengaku terkejut atas skala pelanggaran tersebut. “Saya rekomendasikan militer segera mengambil alih penjara. Lalu seluruh pengelola, mulai dari kepala penjara sampai seluruh sipir harus dipecat,” ujarnya seperti dilansir Stasiun Televisi Channel News Asia, Rabu (17/12).
Penjara Bilibid berisi kriminal kelas kakap di Filipina. Mayoritas adalah pengedar narkoba lintas negara. Seperti masalah penjara di negara berkembang lainnya, jumlah tahanan sudah berlebihan. Dari kapasitas maksimal 8.900 orang, secara riil ada 23.000 narapidana berjejalan di sana.
Akhirnya, tahanan berkantong tebal mempengaruhi sipir supaya diberi layanan mewah. “Tahanan narkoba di Bilibid hidup bagaikan raja,” kata Teresita See, pegiat antikorupsi di Manila.
Sel tahanan narkoba kakap terlihat bagaikan tempat hiburan. Ada layar lebar, kulkas kecil,l sambungan internet, serta alat karaoke lengkap. Minuman keras berbagai merek pun tersedia. Tak heran bila mereka bisa leluasa mengatur bisnis haramnya dari penjara.
De Lima mengungkapkan, raja-raja kecil di Bilibid itu tak mengira bila sidak kemarin dijalankan langsung pemerintah pusat. Saat dicokok, mereka menyiapkan uang tunai dua juta peso (setara Rp 564 juta).
“Berarti mereka sudah terbiasa menyogok setiap petugas yang sidak. Apalagi ini menjelang Natal,” kata De Lima.
Presiden Benigno Aquino menyerahkan sepenuhnya perombakan pengelolaan penjara di Filipina pada Kementerian Hukum. Sementara netizen di negara mayoritas Katolik itu mengkritik pemerintah baru sekarang bergerak mereformasi lembaga pemasyarakatan. Banyak yang menyebut kasus-kasus semacam ini sudah jadi rahasia umum, tapi tak pernah ada tindakan nyata dari negara.
Kisah di Filipina ini tak jauh beda dengan Indonesia. Pada 10 Januari 2011, Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum melakukan inspeksi mendadak ke dalam sel penjara Artalyta Suryani alias Ayin.
Dari sidak itu, petugas geleng-geleng lantara ditemukan berbagai fasilitas mewah, antara lain tempat tidur, kulkas, ruang tamu, sofa, radio-tape, serta meja kerja. Bahkan Satuan Tugas menemukan ruang karaoke yang dilengkapi televisi.
Padahal di penjara yang sama, cukup banyak tahanan berbagi satu sel sempit bersama belasan orang lain.
sumber : merdeka.com