TOTABUAN.CO – Lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berpotensi berbahaya dan memiliki radiasi tinggi yang dilepaskan oleh matahari, tercatat kini telah mengalami perbaikan yang cukup signifikan sejak kerusakan yang terjadi sejak tahun 1980.
Perbaikan yang telah dilakukan oleh sejumlah ilmuwan asal Amerika dalam sebuah proyek Protokol Montreal telah berhasil mengatur pelepasan zat yang merusak lapisan ozon. Kerusakan yang terjadi ini tercatat pada tahun 2000 telah menciptakan lubang yang sangat panjang, dan diprediksi memiliki panjang 29.900 juta kilometer persegi di atas kutub selatan.
Namun, berdasarkan pengukuran baru yang dilakukan para ilmuwan NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Ansional (NOAA) di AS, lubang tersebut kini mengalami penyusutan mencapai 24,1 juta kilometer persegi atau sekitar 9 persen lebih kecil dari lubang yang tercatat pada tahun 2000 lalu.
“Variabilitas cuaca ozon Antartika dari tahun ke tahun berdampak signifikan, karena suhu stratosfer lebih hangat yang menandakan berkurangnya penipisan lapisan ozon,” ujar Paul Newman, ilmuwan atmosfer di NASA Goddard Space Flight Center, yang dikutip Okezone, dari Sciencealert, Senin (3/11/2014).
Para ilmuwan juga berharap bahwa lubang akan sembuh lebih cepat, namun itu belum bisa diprediksi karena interaksi dan perubahan iklim yang tidak bisa dipahami sepenuhnya.
sumber: okezone.com