TOTABUAN.CO — Kisah Wang Chan, 30 tahun, asal China, patut menjadi renungan. Wanita ini dilahirkan dalam kondisi kurang beruntung, lantaran kakinya terbalik. Dari yang seharunya ruas kuku menghadap depan, malah mengarah punggung.
Tapi wanita kelahiran Provinsi Chongqing, 1.775,8 kilometer barat daya Ibu Kota Beijing ini menolak berpangku tangan. Dia tidak pernah mau dianggap cacat. Alhasil, dia sejak enam tahun terakhir bekerja sebagai pelayan di restoran.
“Saya bisa lari lebih kencang dari semua teman-teman sebaya. Jadi tidak ada alasan menganggap saya penyandang cacat,” kata Wang seperti dilansir mirror.co.uk, Rabu (8/10).
Saat lahir, dokter mengingatkan orang tua Wang kalau putri mereka bisa kesulitan berjalan akibat posisi kaki yang terbalik. Ramalan itu terbukti keliru.
Wang tetap ngotot bekerja selepas lulus sekolah. Padahal, kalau mau dia bisa mendapat uang jaminan sosial rutin, disediakan pemerintah China kepada kaum difabel.
Di Negeri Tirai Bambu, kaum difabel bisa memperoleh jaminan senilai 60 persen dari total rata-rata pendapatan tahunan wilayah itu. Artinya, Wang sebenarnya diam di rumah bisa memperoleh 13.345 Yuan atau setara Rp 28 juta saban tahun, sesuai upah minimum di Chongqing.
Wanita ini tak pernah menganggap posisi kakinya sebagai masalah. “Saya seperti manusia lain pada umumnya, bedanya, sepatu yang saya pakai harus dibalik,” serunya sambil tertawa
Sumber: merdeka.com