TOTABUAN.CO – Iran mengecam serangan udara Arab Saudi dan sembilan negara Teluk lainnya terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Hal itu dinilai Iran sebagai “sebuah langkah berbahaya” yang melanggar kedaulatan nasional.
“Aksi militer dapat membuat situasi semakin rumit, menyebarkan krisis dan menghapus peluang terjadinya resolusi damai di Yaman,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham, seperti dikutip AFP, Kamis (26/3/2015).
Serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi menghantam sejumlah posisi pemberontak Houthi, di tengah pelarian Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dari Yaman. Walau mendukung, Amerika Serikat (AS) tidak ikut serta dalam operasi ini.
Presiden Mansour Hadi sudah meninggalkan Yaman ke suatu tempat yang tidak disebutkan via jalur laut.
Menurut sumber militer Arab Saudi, serangan diarahkan kepada pangkalan udara al-Daylami, bandara internasional di wilayah utara Sanaa dan juga kompleks kepresidenan yang sudah dikuasai pemberontak sejak Januari.
Misil jet tempur juga meluncur ke beberapa pangkalan militer pemerintah yang berada di genggaman militan Houthi.
Kelompok Houthi dan sekutunya mengejar Presiden Hadi hingga ke persembunyian terakhirnya di wilayah selatan. Mereka menguasai bandara dan mengumumkan untuk memberikan hadiah uang kepada siapa pun yang bisa menangkap Hadi.
sumber: metrotvnews.com