• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Minggu, Juni 8, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Kabar Dunia

Berburu Batu Giok di Pasar Bogyoke

Redaksi by Redaksi
15 Oktober 2014
in Kabar Dunia
0
Berburu Batu Giok di Pasar Bogyoke
0
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — KOTA Yangon, Myanmar, tidak hanya terkenal dengan pagodanya. Kota ini juga menyimpan sejarah cukup panjang dalam perdagangan batu mulia, khususnya batu giok.

Wajar jika para pedagang dan penggemar batu giok datang ke Yangon berburu batu giok di pusat perkulakannya, yaitu Pasar Bogyoke (baca Bokjog) atau populer juga dengan nama masa lalunya Scott Market.

Bogyoke Aung San Market merupakan pasar yang khas di Yangon. Di sini Anda bisa menemukan berbagai batu yang sudah dipoles dan dipotong, kerajinan tangan dari kayu, rotan, dan berbagai kain yang biasa dipakai warga Myanmar.

Pasar Bogyoke Aung San berada di jalan raya Bogyoke Aung San, yang merupakan salah satu jalan utama di wilayah ”kota lama” Yangon. Menempati sebuah bangunan tua peninggalan masa kolonial Inggris, Pasar Bogyoke menjadi salah satu tempat tujuan wisatawan di Yangon.

Di tempat ini pula Anda bisa menemukan barang ilegal, barang antik, dan juga penukaran mata uang asing tidak resmi.

Pasar Bogyoke dibangun pada tahun 1926, atau di masa akhir pendudukan Inggris di Myanmar. Meskipun banyak pihak meyakini penamaan Scott Market untuk mengabadikan nama James George Scott, pegawai negeri sipil Inggris yang memperkenalkan sepak bola kepada rakyat Myanmar, beberapa pihak menyebutkan nama Scott itu sebenarnya diambil dari nama Komisioner Kota pada saat itu, Gavin Scott.

Setelah Myanmar merdeka pada 1948, pasar dan jalan di depannya diberi nama Bogyoke Aung San, jenderal pahlawan kemerdekaan Myanmar yang tak lain adalah ayah tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Begitu masuk ke pasar ini, Anda bisa menemukan batu giok kasar yang masih dalam bentuk bongkahan besar, batu yang sebagian sudah diolah, hingga batu yang telah dipotong, dan dihaluskan dengan baik untuk mata cincin, gelang, liontin, dan aksesori lainnya.

Harganya beragam, dari 500 kyat (Rp 6.000) hingga jutaan rupiah. Giok berbentuk gelang, misalnya, dijual mulai dari harga 1.000 kyat (Rp 12.000) sampai 20.000 kyat (Rp 240.000). Kualitas, ukuran, dan corak batunya memang beragam, tetapi hampir bisa dipastikan barang yang berharga murah pun bukan giok imitasi atau plastik.

Untuk giok berharga mahal, Anda akan mendapatkan sertifikat keasliannya sehingga Anda pun bisa menjual giok tersebut dengan harga yang tetap tinggi. ”Di sini tidak ada giok artifisial. Meskipun murah, ini batu giok asli, hanya saja kualitasnya memang rendah,” ungkap beberapa pedagang hampir senada.

Dari beratnya dan kontur permukaannya, memang terlihat tidak ada satu pun yang persis sama, yang menandakan itu memang bukan batu artifisial.

Jika merunut pada berbagai referensi, industri batu giok di Myanmar telah ada sejak abad ke-13. Produknya dinilai sebagai batu giok dengan kualitas terbaik di dunia. Pantaslah jika hingga saat ini Myanmar menjadi penyuplai 70 persen batu giok di seluruh dunia.

Tambang batu giok di Myanmar berada di kawasan yang dikenal sebagai ”Jejak Giok” di Negara Bagian Kachin, di wilayah utara Myanmar. Wilayah itu adalah sebuah kawasan perbukitan yang merupakan salah satu hulu Sungai Uyu. Penambangan dan industri giok di wilayah itu terutama dilakukan di kota-kota Tawmao, Hpakan, Hweka, Mamon, dan Hkamti.

sumber : kompas.com

Tags: texs
Previous Post

Politisi KMP: Kok Cuma Jokowi yang Safari Politik?

Next Post

Ancelotti anggap Benzema aset berharga

Next Post
Ancelotti anggap Benzema aset berharga

Ancelotti anggap Benzema aset berharga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂
Bolmong

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂

by Redaksi
5 Juni 2025
0

𝖳𝖮𝖳𝖠𝖡𝖴𝖠𝖭.𝖢𝖮 𝖡𝖮𝖫𝖬𝖮𝖭𝖦 -- PT Samudera Mulia Abadi (𝖲𝖬𝖠) 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗉𝗈𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗌𝗎𝗌 𝖽𝗎𝗀𝖺𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝖼𝗎𝗋𝗂𝖺𝗇 𝗌𝗈𝗅𝖺𝗋 𝗄𝖾 𝖯𝗈𝗅𝖽𝖺 𝖲𝗎𝗅𝗎𝗍. 𝖠𝖽𝖺...

Read moreDetails
Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

4 Juni 2025
Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

4 Juni 2025
Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

4 Juni 2025
Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

3 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.