TOTABUAN.CO – Usai menggorok dua jurnalis asal Amerika Serikat (AS), kelompok radikal Negara Islam (IS) atau dikenal Negara Islam Suriah Irak (ISIS) juga mengeksekusi pekerja bantuan Inggris, David Cawthorne Haines (44). Eksekusi ini menjadi yang ketiga dilakukan kelompok tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Harian The New York Times, Minggu (14/9), melaporkan penggorokan diungkap ISIS pada sebuah video dalam situs pemantau terorisme yang menunjukkan gambar leher Haines sedang dipenggal seorang algojo bertopeng. Video berdurasi 2.27 menit itu diberi judul “Pesan untuk Sekutu Amerika”.
Dalam video tersebut, ISIS menyalahkan Perdana Menteri Inggris David Cameron karena bergabung dengan Amerika Serikat. Mereka menyatakan serangan tersebut sebagai “perang” terhadap para pejuang jihad dengan meluncurkan serangan pesawat di Irak.
“Anda masuk secara sukarela ke dalam koalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan Negara Islam, seperti pendahulunya Tony Blair Anda lakukan, mengikuti tren antara perdana menteri Inggris kami yang tidak dapat menemukan keberanian untuk mengatakan tidak kepada Amerika,” kata algojo itu dalam video.
Sementara itu, AFP menyebutkan, algojo yang menggorok Haines merupakan sosok yang sama saat mengeksekusi dua jurnalis AS. Sang algojo beraksen Inggris ini mengancam, serangan Inggris terhadap ISIS akan mempercepat kehancuran negara tersebut dan akan menyeret orang Inggris lainnya ke dalam “perang berdarah dan dimenangkan pihak lain”. Dia juga mengancam untuk mengeksekusi sandera Inggris lainnya.
Haines merupakan warga Inggris kelahiran Skotlandia. Dia disandera ISIS sejak Maret 2013. Di Irak, Haines bekerja untuk Badan Kerjasama Teknis dan Pembangunan (ACTED), satu badan amal bantuan internasional. Sebelum itu, ia merupakan pekerja kemanusiaan di Balkan, bagian Afrika dan tempat-tempat lain di Timur Tengah.
ISIS juga telah merilis sebuah video berisi eksekusi Foley pada 19 Agustus, dan Sotloff dua pekan kemudian pada 2 September.
sumber: merdeka.com