TOTABUAN.CO-Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengungkapkan pihak berwenang telah menahan 11 orang yang terkait dengan serangan bom mobil di ibu kota Ankara pada awal pekan ini.
Davutoglu menyatakan pada Senin (14/3) bahwa terdapat indikasi kuat bahwa serangan itu diluncurkan oleh kelompok pemberontak Kurdi.
Dia memaparkan bahwa tes DNA tengah dilakukan untuk mengidentifikasi dua tersangka serangan bom yang menewaskan 37 orang dan melukai puluhan lainnya.
“Terdapat sejumlah penemuan yang sangat serius yang merujuk kepada organisasi teroris-separatis,” kata Davutoglu dalam kunjungannya ke sebuah rumah sakit di Ankara untuk melihat langsung kondisi korban yang terluka. Pernyataan Davutoglu itu merujuk kepada milisi Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Terkait penemuan ini, dia menyatakan Turki akan terus memerangi para pemberontak sampai mereka musnah.
Kantor berita Anatolia melaporkan bahwa pihak kepolisian mendapatkan informasi bahwa mobil yang meledak di Ankara dibeli dari dealer di Sanliurfa. Keempat dari 11 tersangka dijadwalkan akan dibawa ke Ankara.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang merupakan serangan ketiga di ibu kota dalam lima bulan.
Menteri Kesehatan Mehmet Muezzinoglu memaparkan total korban tewas mencapai 37 orang, namun jumlah ini termasuk satu atau dua pelaku penyerangan.
Ankara menyakini bahwa salah satu pelaku pengeboman adalah seorang wanita yang memiliki hubungan dengan PKK. Turki dan sekutu Barat mengkategorikan OKK sebagai kelompok teroris.
Ledakan dari bom mobil itu dapat didengar dari jarak beberapa kilometer, menyemburkan puing-puing bangunan dan kendaraan hingga beberapa ratus meter dari kantor Kementerian Keadilan dan Dalam Negeri, bekas gedung perdana menteri dan satu gedung pengadilan setempat.
“Serangan-serangan semacam ini, yang mengancam integritas, persatuan dan solidaritas bangsa kita, tidak melemahkan tekad kita dalam memerangi terorisme, tetapi semakin meningkatkan tekad kami,” kata Presiden Tayyip Erdogan.
Erdogan menyebut serangan ini sebagai serangan terorisme dan berjanji pihaknya akan semakin sengit memerangi kelompok teror. “Negara kita tidak akan pernah menyerahkan haknya untuk membela diri terhadap segala macam ancaman teror,” katanya menambahkan.
sumber:cnnindonesia.com