TOTABUAN.CO — Niat pemerintah India mengendalikan angka kelahiran berdampak tragis. Delapan perempuan yang melakukan operasi tubektomi atau sterilisasi di Negara Bagian Chhattisgarh tewas. Sebanyak 60 orang yang lain dilarikan ke rumah sakit karena mengalami berbagai komplikasi. Sementara 24 orang di antara mereka dalam kondisi kritis.
“Mereka yang meninggal disebabkan keracunan darah dan shock hemorrhagic. Ini adalah kondisi shock yang terjadi karena kehilangan banyak darah,” ujar Wakil Direktur Kesehatan di Chhattisgarh Amar Singh.
Kejadian itu bermula saat pemerintah menggulirkan program sterilisasi masal gratis di seluruh penjuru India. Setiap peserta diberi intensif 1.400 rupe (setara dengan Rp 281 ribu). Beberapa pemerintah daerah bahkan memberikan tambahan intensif berupa mobil dan peralatan elektronik jika yang disteril adalah pasangan suami istri.
Operasi di wilayah lain hingga kini tidak mengalami masalah. Namun, tidak demikian halnya dengan operasi yang dilakukan di Desa Pendari, Distrk Bilaspur, Negara Bagian Chhattisgarh. Terdapat 83 perempuan miskin di bawah usia 32 tahun disteril di kamp kesehatan di wilayah tersebut.
Sejatinya operasi dilakukan Sabtu pagi lalu (8/11), sorenya mereka dipulangkan. Namun, baru Senin lalu (10/11) para pasien itu mengalami berbagai keluhan. Mulai lemas, muntah-muntah, hingga pusing. Mereka akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Kemarin (11/11) delapan orang dilaporkan menjemput ajal.
Beberapa korban menyatakan bahwa operasi dilakukan dengan terburu-buru. Bagaimana tidak, proses operasi sterilisasi untuk 83 perempuan tersebut selesai hanya enam jam. Padahal, dokter bedah yang mengerjakan hanya satu orang.
Saat ini pemerintah India menyelidiki penyebab kasus itu. Empat dokter pemerintah diberhentikan sementara. Termasuk dokter bedah yang melakukan operasi dan kepala medis di Distrik Bilaspur. Keluarga korban juga diberi kompensasi USD 6.600 (Rp 80,6 juta)
‘Tampaknya, insiden ini terjadi karena kelalaian dokter. Otopsi (korban) se
dang dilakukan. Selain itu, masih ada tiga orang yang diinvestigasi untuk menentukan apa sebenarnya yang salah,’ ujar Kepala Menteri Negara Bagian Chhattisgarh Raman Singh.
Selama ini populasi penduduk di India cukup tinggi. Saat ini penduduk India mencapai 1,3 miliar orang. Untuk mengendalikan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah melakukan program sterilisasi kepada pria maupun perempuan. Namun, mayoritas pasiennya adalah perempuan. Selama 2011-2012 pemerintah India telah mensterilkan 4,6 juta perempuan.
Aktivis Asosiasi Perempuan Demokratis Seluruh India Brinda Karat mengungkapkan, tindakan pemerintah itu ibarat pemaksaan. Sebab, selama ini yang ditawarkan hanya sterilisasi. Pemerintah tidak pernah mengedukasi masyarakat dengan alat kontrasepsi yang lain. ‘Para perempuan ini menjadi korban atas pendekatan berbasis target untuk mengontrol populasi (di India),’ ujar Karat.
sumber : jpnn.com