TOTABUAN.CO — Boko Haram kembali melancarkan serangan terhadap pelajar. Kemarin (10/11) sebanyak 48 nyawa melayang karena ledakan bom bunuh diri di sekolah khusus laki-laki di Kota Potiskum, Negara Bagian Yobe, Nigeria. Itu merupakan serangan terburuk yang muncul sehari setelah Boko Haram menolak ajakan pemerintah untuk berdamai.
Bom bunuh diri tersebut meledak pada pukul 07.50 waktu setempat. Saat itu seluruh siswa Government Comprehensive Senior Science Secondary School sedang bersiap mendengarkan pidato harian kepala sekolah.
“Serangan bom bunuh diri itu menewaskan 48 orang dan melukai 79 lainnya,” kata Emmanuel Ojukwu, Jubir Kepolisian Nasional. Dia yakin bahwa Boko Haram berada di balik insiden tersebut.
Sekitar sepekan sebelumnya, Boko Haram juga melancarkan serangan bom bunuh diri di Yobe. Salah seorang guru di sekolah yang memiliki sekitar 2.000 siswa itu menyatakan bahwa insiden pagi hari tersebut sangat mengerikan.
Dalam hitungan detik, horor tercipta di sekolah di kawasan timur laut Nigeria itu. Genangan darah dan serpihan tubuh manusia berserakan di lokasi berkumpulnya siswa.
Adamu Alkassim, salah seorang penduduk Potiskum, menuturkan bahwa seragam sebagian besar siswa yang sudah siap mengikuti pelajaran tersebut bersimbah darah. “Mereka yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Potiskum yang berjarak sekitar 100 meter dari sekolah,” terangnya.
Luka lantaran ledakan itu beragam. Sebagian siswa hanya terluka ringan. Tetapi, tidak sedikit pula yang menderita luka serius.
Pada Minggu (9/11), Boko Haram mengumumkan sikap mereka atas ajakan damai pemerintah. Abubakar Shekau, pimpinan tertinggi Boko Haram, menolak mentah-mentah ajakan damai tersebut. Bukan hanya ajakan dialog, tetapi juga wacana gencatan senjata. Melalui video berdurasi 44 menit, Boko Haram menegaskan bahwa mereka akan tetap memerangi pemerintah melalui serangan terhadap sekolah-sekolah.
Sejak 2009, Boko Haram gencar menyerang sekolah atau perguruan tinggi. Sebab, mereka kecewa terhadap pemerintah yang menerapkan kurikulum pro-Barat di hampir semua sekolah. Selain sekolah, rumah warga dan permukiman penduduk menjadi sasaran serangan Boko Haram. Militan radikal itu tidak hanya melancarkan serangan bunuh diri, namun juga penculikan.
sumber : jpnn.com