TOTABUAN.CO — Untuk kali pertama, kasus penularan virus ebola terjadi di luar Afrika Barat. Selasa (7/10) media Eropa memberitakan investigasi kasus ebola perdana Benua Biru tersebut oleh pemerintah Spanyol. Seorang perawat di Negeri Matador itu positif mengidap virus mematikan tersebut setelah merawat dua pasien ebola.
Sejak Minggu (5/10), perawat yang identitasnya tidak disebutkan itu dirawat di ruang isolasi. Selain perempuan 44 tahun tersebut, pemerintah mengarantina sang suami dan seorang perawat lain yang bertugas bersama saat menangani pasien ebola beberapa waktu lalu. Dua perawat Spanyol itulah yang merawat pastor Manuel Garcia Viejo dan Miguel Pajares, pasien yang meninggal karena ebola.
Kepala Koordinator Kedaruratan Kesehatan di Kementerian Kesehatan Spanyol Fernando Simon menyatakan, kondisi perawat yang terinfeksi virus ebola itu cukup stabil. ’’Selain demam, dia tidak menunjukkan gejala-gejala lain yang mengarah pada ebola,’’ jelasnya saat diwawancarai stasiun radio Cadena SER. Dia menambahkan, nyawa perawat tersebut tidak terancam.
Menurut Simon, kondisi suami perawat itu juga baik. ’’Suaminya baik-baik saja dan relatif tenang,’’ paparnya.
Kemarin media Spanyol masih merahasiakan identitas perawat tersebut. Mereka hanya menyebut usia dan status pernikahannya. Media juga mengungkapkan, pasangan tersebut belum memiliki keturunan.
William Schaffner, pakar penyakit menular di Vanderbilt University, menjelaskan bahwa kasus ebola pertama Spanyol tersebut membuktikan bahwa betapa cepatnya virus mematikan itu menjalar.
Paramedis, menurut dia, tetap berpeluang tertular paling besar. Bukan hanya di negara dengan peralatan dan mekanisme medis buruk seperti Sierra Leona, tetapi juga negara maju seperti Spanyol.
’’Wabah ebola sebenarnya menjadi ancaman yang paling menakutkan bagi paramedis dan pekerja kesehatan,’’ ungkap Schaffner. Sebab, virus itu hanya bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pasien. Keringat, air kencing, feses, dan air liur atau lendir pasien ebola yang tersentuh tangan perawat atau dokter merupakan media penularan yang paling ideal.
sumber: jpnn.com