• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Kamis, Juli 31, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Internasional

Pemalsuan Seni Indonesia Dibahas di Melbourne

Redaksi by Redaksi
14 Oktober 2014
in Internasional
0
Pemalsuan Seni Indonesia Dibahas di Melbourne
0
SHARES
11
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Kurangnya pengetahuan tentang sejarah seni adalah salah satu sebab mengapa karya seni palsu, yang mengatasnamakan nama maestro Indonesia, banyak beredar di negara tersebut dan bahkan sampai ke negara lain. Ternyata, Australia pun menghadapi masalah yang kurang lebih sama.

Pendapat ini disampaikan dalam simposium Asian Art Worlds: Collectors, Curators & Critics, yang digelar di University of Melbourne, Australia, bulan lalu.

Beberapa pakar seni Asia Tenggara yang menyampaikan presentasi dalam acara tersebut, seperti Aminudin TH Siregar, dari Institut Teknologi Bandung, dan Seng Yu Jin dari The National Gallery, Singapura, menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara memang miskin akan pembelajaran formal bidang sejarah seni (Art History).

“Kita tak punya jurusan sejarah seni di universitas-universitas manapun di Asia Tenggara. Sejarah seni memang diajarkan sebagai modul dalam beberapa jurusan seni murni, tapi tidak ada jurusan sejarah seni,” jelas Seng Yu Jin.

Akibatnya, kerap terjadi pemalsuan nama yang berhasil menipu kolektor-kolektor dari Indonesia dan negara lain, ungkap Aminudin.

Gejala ini terlihat dalam rentetan peristiwa yang menggegerkan dunia seni Indonesia tahun 2012 lalu, saat majalah Tempo memuat berita tentang dugaan palsunya sejumlah lukisan koleksi Dr. Oei Hong Djien yang ditampilkan di museum miliknya di kota Magelang.

Bahkan, menurut Aminudin, Ia juga pernah melihat sejumlah lukisan yang mengaku karya maestro Indonesia, padahal merupakan karya palsu, di rumah seorang kolektor di luar negeri.

Jenis pemalsuan yang sering menipu kolektor bukanlah yang menggunakan cara penjiplakan sebuah lukisan asli, jelasnya, melainkan dengan cara membuat lukisan baru namun menggunakan gaya melukis yang sering dipakai seorang maestro, lalu lukisan baru itu dijual sebagai karya asli sangmaestro.

Lesley Alway, direktur lembaga Asialink Arts, yang bernaung di bawah University of Melbourne, menyatakan bahwa masalah pemalsuan karya pun masih muncul di Australia, terutama dalam bidang seni khas bumiputera.

“Saya rasa [pembahasan ini] sudah pernah kita dengar sebelumnya di Australia, dengan adanya booming seni bumiputera aborigin,” ucapnya.

Ketimpangan dan Keberlanjutan

Selain masalah seputar pemalsuan karya, berbagai masalah lain seputar dunia seni di Asia dan Australia dibahas dalam simposium tersebut.

Kelly Gellatly, direktur Museum Ian Potter di Melbourne, mempertanyakan apakah seniman dari negara-negara dengan penghasilan rendah seperti Indonesia mendapat perlakuan beda saat diundang ke Australia dibanding seniman dari negara maju.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa kegemaran akan seni dari negara-negara Asia bisa jadi semacam demam atau tren yang akan berlalu.

“Ada pencaharian terus-menerus akan sesuatu yang baru, dari cara pasar dan museum seni kontemporer menemukan seni negara-negara Asia. Contohnya, kita melalui masa China selama beberapa tahun, kemudian bergeser ke India. “ucapnya,

“Apa dampak yang dirasakan generasi seniman Indonesia selanjutnya, saat ada institusi besar yang menganggap bahwa mereka sudah selesai dengan Indonesia?”

“..Yang bagus dari dialog dan hubungan antar budaya adalah sifatnya yang bertahan, berlanjut, dan bisa beradaptasi dan tumbuh,” lanjut Gellatly yang sempat mengkurasi pameran bersama dua seniman Indonesia: Eko Nugroho dan Jompet Kuswidananto, di kota Melbourne.

Kabar Baik Dunia Seni

Ada juga kabar baik dari dunia seni Asia Tenggara.

Antara lain, mulai banyaknya tokoh seni seperti kurator yang mencoba menggali filsafat dan sejarah Asia untuk mempelajari dan mengkurasi seni di kawasan mereka, sebagai tandingan dari sudut-sudut pandang yang diadopsi dari negara-negara barat.

Para seniman dari Asia Tenggara pun kini makin kaya dalam kerangka dan inspirasi, contohnya Eko Nugroho dan Jompet Kuswidananto. Karena mengambil inspirasi dari berbagai kawasan, karya mereka pun bisa dinikmati oleh pengunjung pameran yang datang dari berbagai negara.

Selain itu, diungkit pula betapa menjanjikannya peran media sosial internet dalam pembuatan karya seni di Asia Tenggara, karena begitu banyak penduduk kawasan ini yang menggunakan media sosial hampir terus-menerus setiap hari.

Jakarta, misalnya, dijuluki ibukota Twitter dunia, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya paling aktif menggunakan Facebook.

Larissa Hjorth dari universitas RMIT, Melbourne, berpendapat bahwa besarnya angka ini bisa dimanfaatkan dalam dunia seni, tidak hanya untuk mempromosikan karya seni, misalnya, tetapi juga dalam proses pembuatan karya itu sendiri.

Sumber : detiknews.com

Tags: texs
Previous Post

Australia Tak Khawatir Indonesia Impor Sapi Brasil dan India

Next Post

Wartawati Metro TV Hilang, Suami Lapor Polisi

Next Post
Wartawati Metro TV Hilang, Suami Lapor Polisi

Wartawati Metro TV Hilang, Suami Lapor Polisi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

PT Xinfeng Gemah Semesta Bekali Petani dan salurkan Seribu Liter Pupuk Organik
Bolmong

PT Xinfeng Gemah Semesta Bekali Petani dan salurkan Seribu Liter Pupuk Organik

by Redaksi
30 Juli 2025
0

TOTABUAN.CO BOLMONG – Upaya meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mendapat dukungan dari PT Xinfeng Gemah Semesta. Perusahaan...

Read moreDetails

Pemkab Bolmong Mulai Gunakan TPS Bantuan PT KIMONG

29 Juli 2025
Sekda Bolmong Buka Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka Tahun 2025

Sekda Bolmong Buka Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka Tahun 2025

29 Juli 2025
Bunda PAUD Bolmong Ajak Orang Sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD

Bunda PAUD Bolmong Ajak Orang Sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD

29 Juli 2025
Wabup Dony Lumenta Lihat Langsung Kondisi Lansia di Desa Mopugad 

Wabup Dony Lumenta Lihat Langsung Kondisi Lansia di Desa Mopugad 

29 Juli 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.