TOTABUAN.CO – Sebanyak 18 tentara dan lima pejuang militan tewas dalam serangan yang dilancarkan militer Filipina kepada kelompok ekstremis Abu Sayyaf. Menurut pihak berwenang, itu merupakan aksi kekerasan terburuk yang melanda di bagian selatan negara, di tahun ini, Minggu (10/4).
Bentrokan tersebut terjadi di Pulau Basilan yang dilanda perselisihan, Sabtu (9/4), setelah berakhirnya tenggat waktu pemberian tebusan, pada 8 April 2016 yang ditetapkan oleh Abu Sayyaf. Alhasil, kelompok militan ini mengeluarkan ancaman akan memenggal beberapa warga negara asing yang mereka sandera.
Menurut Juru Bicara Militer Filipina, Mayor Filemon Tan, sedikitnya ada empat tentara dipenggal dalam pertempuran yang melibatkan sekitar 100 anggota pemberontak Abu Sayyaf.
Sedangkan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Hernando Iriberri bergegas ke pangkalan komando di bagian selatan kota Zamboanga, sekitar 44 kilometer dari lokasi bentrokan. Dia menyebutkan pertempuran itu berlangsung hampir 10 jam.
“Seluruh angkatan bersenjata berduka,” katanya kepada wartawan.
Irriberri menjelaskan korban tewas dari pihak pemberontak adalah satu orang teroris asal Maroko yang teridentifikasi sebagai Mohammad Khattab – instruktur pembuat alat peledak rakitan sekaligus pemberi khotbah yang menyerukan jihad Islam – dan seorang pria bersenjata.
“Dia ingin menyatukan, mengatur seluruh kelompok yang melakukan penculikan dengan meminta uang tebusan, agar dapat berafiliasi dengan organisasi teroris internasional,” ujar dia.
Namun sang jenderal tidak akan mengidentifikasi kelompok internasinonal Maroko yang diduga melakukan kerja sama.
Iriberri menegaskan akan meneruskan operasi, seraya menambahkan bahwa “Disaat kita sedang berbicara, ada pertempuran yang sedang berlangsung di tempat yang sama.”
Di sisi lain, Juru Bicara Militer Kolonel Noel Detoyato menyampaikan kepada televisi GMA di Manila bahwa “perintah yang diberikan kepada kami adalah tidak menghentikan operasi tempur kami sehingga kami perkirakan dalam beberapa hari mendatang akan ada lebih banyak pertempuran,”
Sementara itu, juru bicara militer untuk unit yang terlibat dalam pertempuran melaporkan, sebenarnya saat tentara mendapat serangan, para tentara sedang dalam perjalanan untuk menyerang tempat persembunyian Abu Sayyaf
“Kelompok kami sedang menuju lokasi untuk menyerang mereka, namun dalam perjalanan mereka disergap,” kata Kolonel Benedict Manquiquis kepada stasiun radio DZRH.
Dia menambahkan musuh menguasai tempat-tempat yang tinggi sehingga kemana pun para tentara berlindung masih bisa terkena tembakan senjata berat dan alat peledak rakitan dari para anggota kelompok Abu Sayyaf.
Mayor Tan menyebutkan sebanyak 53 tentara dan sekitar 20 anggota Abu Sayyaf terluka dalam pertempuran itu.
Di sisi lain acara nonton bareng, pertandingan terakhir tinju legendaris Filipina, Manny Pacquiao yang bertempat di Amerika Serikat, yang sedianya digelar di gedung olah raga militer di Zamboanga harus dibatalkan karena akan disiapkan untuk menerima jenazah tentara yang terbunuh.