TOTABUAN.CO-Kelaparan yang melanda kota-kota yang diblokade di Suriah mengundang keprihatinan dunia internasional. Kecaman pun dilontarkan pada rezim Presiden Bashar al-Assad karena membiarkan kelaparan itu terjadi.
“Membuat warga sipil kelaparan adalah taktik tak manusiawi yang digunakan rezim Assad dan sekutu-sekutu mereka,” cetus Duta Besar (Dubes) Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft dalam sidang Dewan Keamanan PBB seperti dilansir kantor berita Reuters.
Sidang tersebut digelar untuk membahas kota-kota di Suriah, yang ratusan ribu warganya dilaporkan terjebak tanpa bantuan pangan selama berbulan-bulan, hingga dilanda kelaparan. Sidang ini dilakukan atas permintaan Selandia Baru, Spanyol dan Prancis sebagai respons atas laporan mengenai kelaparan yang melanda kota Madaya dan lainnya.
Kota Madaya yang berada di dekat perbatasan Libanon, dikepung pasukan rezim Assad selama enam bulan terakhir. Setelah mendapat perhatian internasional, untuk pertama kalinya dalam enam bulan, puluhan truk PBB yang mengangkut bahan pangan dan bantuan lainnya mencapai Madaya pada Senin (11/1) waktu setempat.
Kondisi warga di Madaya sangat memprihatinkan. Warga setempat dilaporkan terpaksa makan rumput dan hewan peliharaan seperti kucing demi bertahan hidup. Penduduk kota itu akhirnya mendapat perhatian internasional karena beredarnya foto-foto warga yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
“Lihatlah foto-foto warga sipil itu, termasuk anak-anak, bahkan bayi-bayi di Madaya,” ujar Dubes AS untuk PBB Samantha Power.
“Ini cuma foto-foto yang kita lihat. Ada ratusan ribu orang yang dengan sengaja diblokade, sengaja dibuat kelaparan saat ini. Dan gambar-gambar ini mengingatkan kita akan Perang Dunia II,” imbuhnya.
Namun Dubes Suriah untuk PBB menyatakan, sebagian besar pemberitaan mengenai Madaya didasarkan pada informasi palsu. Menurutnya, foto-foto warga yang kelaparan hanyalah rekayasa.
“Tak ada kekurangan bantuan kemanusiaan di Madaya,” cetusnya kepada para wartawan. Diimbuhkannya, sebagian bantuan kemanusiaan telah dijarah oleh kelompok-kelompok teroris.
Namun kepala kemanusiaan PBB, Stephen O’Brien menyatakan, laporan mengenai penduduk Madaya yang kelaparan “sepenuhnya kredibel”. Dikatakannya, sekitar 400 orang harus segera dievakuasi dari kota itu untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka berada di ambang kematian karena mengalami kelaparan, kekurangan gizi dan penyakit-penyakit lainnya.
Sumber:detik.com