TOTABUAN.CO – Presiden Joko Widodo menyentil tradisi bergandengan tangan yang kerap dilakukan para pemimpin negara ASEAN. Jokowi menilai bahwa meskipun tampak rukun namun para negara ASEAN sebenarnya saling berkompetisi.
“Bapak Ibu semuanya kelihatan dalam foto (para pemimpin ASEAN) ini kita rukun, gandeng-gandengan. Tapi sebetulnya mereka itu saingan kita. Dalam hati saya, ini kompetitor kita,” kata Jokowi saat memberikan sambutan selama 35 menit di acara dialog ekonomi publik di Jakarta, Rabu (30/3).
Kompetisi itu, kata Jokowi, semakin nyata sejak dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 lalu. Jokowi menyebutkan datangnya era tersebut menyebabkan negara ASEAN saling berkompetisi.
Salah satu contohnya, ujar Jokowi, Vietnam yang kini sudah mengungguli Indonesia dalam hal efisiensi regulasi. Selain Vietnam, negara ASEAN lain yang juga sudah maju dalam hal regulasi adalah Malaysia, Thailand dan Myanmar.
“Inilah kompetisi. Visi ke depan kita adalah kompetisi. Enggak usah ragu tidak ada pilihan lain, kita harus masuk area itu dan membenahi agar tidak menjadi pecundang,” ujarnya.
Selain di ranah Asia Tenggara, kompetisi juga terjadi di belahan dunia lain. Jokowi mencontohkan misalnya saat ini terdapat banyak blok-blok di dunia, di antaranya Trans Pacific Partnership (TPP) milik Amerika, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) China, dan blok Uni Eropa.
“Kita dihadapkan dengan kalkulasi yang harus detail, apakah dapat keuntungan atau kerugian. Namun, yang pasti national interest yang harus kita pegang,” kata Jokowi.
Untuk bisa bersaing dengan maksimal dalam kompetisi di lingkup ASEAN ataupun dunia, Jokowi menekankan ada dua faktor utama yang mesti diperhatikan pemerintah. Pertama, persoalan deregulasi dan kedua, pembangunan infrastruktur.
Deregulasi, ujarnya, harus dipangkas agar tidak mempersulit investor untuk berinvestasi di Indonesia. Sementara itu, pembangunan infrastruktur dibutuhkan untuk mendorong pembangunan kawasan industri.
“Kalau jalanan ke sana enggak ada, siapa yang mau datang,” ujar Jokowi.
sumber:cnnindonesia.com