TOTABUAN.CO – Sejumlah pesawat tempur Rusia meluncurkan serangan besar-besaran menargetkan markas kelompok militan ISIS di kota tua Palmyra, Suriah. Serangan ini disinyalir menjadi salah satu upaya Rusia membantu pemerintah Suriah merebut kembali kota bersejarah yang dikuasai ISIS sejak Mei lalu.
Kelompok pemerhati perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan puluhan militan ISIS tewas atau terluka dalam serangan udara di Palmyra.
Observatory menyatakan jet tempur Rusia meluncurkan 150 serangan di daerah Palmyra pada Rabu, diikuti oleh serangan yang lebih besar.
“Jika mereka mengambil Tadmur [Palmyra] dan Qarayatain, rezim [Suriah] akan berhasil merebut sejumlah besar wilayah Suriah,” kata Direktur Observatory, Rami Abdulrahman.
Jika Qaraytain, Palmyra dan gurun disekitar wilayah ini berhasil direbut militer Suriah, maka total daerah kekuasaan ISIS di negara itu akan berkurang sekitar 20 persen.
Qarayatain merupakan daerah yang berjarak 100 km sebelah barat daya dari Palmyra. Setelah dikuasai ISIS sejak Mei tahun lalu, banyak kuil dan patung kuno di sejumlah situs bersejarah era Romawi kuno dihancurkan.
Serangan udara Rusia ini diperkirakan akan menambah tekanan kepada ISIS yang juga menerima gempuran dari koalisi serangan udara internasional pimpinan Amerika Serikat. Ditambah, komandan senior yang menjabat sebagai “menteri perang” ISIS dikabarkan terluka parah.
Gempuran terhadap kelompok militan ISIS dan Front al-Nusra diperbolehkan karena tidak termasuk dalam gencatan senjata yang tengah diterapkan di Suriah. Selain berupaya merebut Palmyra, Damaskus sendiri tengah berupaya untuk memerangi kelompok bersenjata di perbatasan Turki.
sumber:cnnindonesia.com