TOTABUAN.CO – Salah satu faksi militan Taliban, Jamaatul Ahrar, mengklaim berada di balik serangan di Lahore yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. Ini bukan kali pertama kelompok ini melakukan serangan bunuh diri yang memakan banyak korban jiwa.
Jamaatul Ahrar mengklaim serangan itu mengincar umat Kristiani yang tengah berlibur Paskah. Sedikitnya 70 orang tewas dan 300 lainnya terluka, kebanyakan wanita dan anak-anak.
Kelompok ini dipimpin oleh Omar Khalid Korasani, mantan pemimpin senior Taliban yang memutuskan keluar dan membentuk organisasi militan baru pada 2014.
Dalam pernyataannya dalam video saat itu, Korasani mengatakan alasannya pecah dari Taliban adalah karena kelompok itu mulai tidak disiplin dan terjadi banyak perseteruan di dalam organisasi. Selain itu menurut Korasani, ideologi yang dianut Taliban mulai tergerus.
Pada tahun 2015, Jamaatul Ahrar dan Taliban kembali bersatu. Kelompok juga disebut terinspirasi oleh metode serangan ISIS.
Kelompok Korasani ini tumbuh menjadi salah satu unsur paling aktif dari faksi Taliban. Jamaatul Ahrar disebut berada di balik pengeboman di Islamabad untuk mengacaukan perundingan damai antara Taliban dan pemerintahan Nawaz Sharif.
Anggota dari kelompok yang berbasis di daerah tribal Mohmand ini adalah mereka yang tidak puas dengan kepemipinan Taliban di empat dari tujuh distrik Tribal sepanjang perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Korasani juga memiliki hubungan dengan al-Qaidah.
Selain di Lahore, serangan terparah di Pakistan yang pernah dilancarkan kelompok ini terjadi 2 November 2014, di kota Wagah saat upacara harian penjaga perbatasan India-Pakistan. Saat itu bom bunuh diri meledak, menewaskan 60 orang.
Taliban Pakistan yang merupakan cikal bakal Jamaatul Ahrar dibentuk pada Desember 2007 untuk menggulingkan pemerintah Pakistan dan mendirikan negara Islam. Amir pertama kelompok ini, Baitullah Mehsud, terbunuh dalam serangan drone Amerika Serikat tahun 2009. Kelompok yang erat kaitannya dengan al-Qaidah ini mencoba memperluas teror ke AS dengan upaya meledakkan bom mobil di Times Square, New York, pada 2014 namun gagal.
sumber:cnnindonesia.com