TOTABUAN.CO-Seorang jurnalis lepas asal Jepang yang hilang di Suriah sejak Juni 2015 lalu muncul dalam video yang di-posting secara daring.
Jurnalis tersebut dikonfirmasi oleh media Jepang lewat keluarganya bernama Jumpei Yasuda.
Media Jepang sebelumnya melaporkan bahwa Yasuda ditangkap oleh kelompok teroris Jabhat al-Nusra setelah ia memasuki Suriah. Namun dari video tersebut, tak ada yang bisa mengidentifikasi siapa penculiknya.
Dalam video, Yahuda terlihat menghadap kamera dan menyampaikan pesan dalam bahasa Inggris.
“Halo, saya Jumpei Yasuda dan hari ini adalah ulang tahun saya, 16 Maret. Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya bisa bicara bebas semau saya. Dan saya bisa menyampaikan pesan lewat ini kepada semua orang. Saya mencintaimu istriku, ayah, ibu, saudara. Saya selalu memikirkan kalian. Saya ingin memeluk kalian. Saya ingin berbicara dengan kalian namun saya tak bisa [melakukannya] lagi. Saya hanya bisa berkata: berhati-hatilah.
“Hidup saya, 42 tahun, sangat baik, terutama sejak delapan tahun lalu, sangat bahagia. Saya hatus mengatakan sesuatu kepada negara saya: Ketika kau duduk di sana, di mana pun Anda berada, di ruang gelap, menderita sakit, tak ada siapa pun. Tak ada jawaban. Tak ada yang merespons. Anda tak terlihat. Anda tak ada. Tak ada yang peduli kepada Anda,” ujar Yahuda.
Dalam investigasi
Sekretaris kabinet Jepang, Yoshinide Suga, mengatakan bahwa pemerintah saat ini mengumpulkan informasi terkait hal ini dan belum menerima tuntutan tebusan apapun.
“Saya mengetahui soal video itu,” kata Suga.“Dengan pemahaman bahwa memastika keamanan warga Jepang adalah tugas terpenting pemerintag, kami menggunakan semua jaringan informasi untuk menghadapi situasi ini. Kami juga menganalisa video, namun mempertimbangkan persoalan ini, kami menahan diri berkomentar.”
Menghilang
Akun Twitter Yasuda tak pernah di-update sejak 21 Juni.
Cuitan terakhirnya bercerita soal tantangannya dalam meliput. Ia juga mengatakan bahwa akan sulit baginya untuk terus berbagi soal liputannya di blog dan media sosial secara aktual.
Seorang jurnalis Jepang, Kenji Goto, dieksekusi oleh ISIS pada Januari 2015 setelah memasuki wilayah yang dikuasai oleh ISIS di Suriah. Goto, yang tadinya merupakan anggota komunitas reporter perang lepas di Jepang, merupakan teman Yasuda.
Menurut situsnya, Yasuda sudah berkecimpung dalam dunia jurnalisme sejak 1997, dan mulai menjadi wartawan lepas pada 2003 setelah meliput di Afghanistan. Ia sudah meliput di Irak, dan pernah ditahan beberapa kali.
sumber:cnnindonesia.com