TOTABUAN.CO – Tanzania dianggap sebagai wilayah di Afrika yang memiliki jumlah penyerangan dan pembunuhan tertinggi. Salah satu hal yang menyebabkan itu terjadi adalah sebuah keyakinan yang menganggap orang-orang yang terlahir albino dapat membawa kesehatan, kekuatan dan keberuntungan.
Albinisme merupakan kondisi genetik keturunan yang menyebabkan tidak adanya total pigmentasi pada kulit, rambut dan mata. Kondisi ini terjadi pada satu dari setiap 1.400 kelahiran di Tanzania. Jauh lebih besar dari jumlah di luar Tanzania yang hanya terjadi satu dari 20.000 orang. Albinisme seringkali terjadi akibat dari perkawinan sedarah di masyarakat terpencil dan pedesaan.
Di Tanzania orang-orang albino diburu seperti binatang. Orang tua akan menjual anak mereka yang albino dengan harga tinggi. 3.000 hingga 4.000 dollar atau sekitar 90 juta untuk potongan bagian tubuh, sepotong tangan atau kaki, 75.000 dollar untuk ‘set lengkap’ seluruh tubuh atau senilai 850 juta rupiah.
Orang-orang albino yang berkeliaran di luar, seringkali mendapat serangan dari orang-orang yang hendak menjual albino. Mereka akan dibawa ke tempat sepi atau ke hutan, kemudian di potong tangan atau kakinya, sebelum akhirnya dibebaskan.
Pembelinya tentu saja merupakan orang-orang kaya di wilayah itu, yang menginginkan kekayaan yang lebih banyak dari sebelumnya.
Namun tidak semua orang tua tega menjual anak mereka demi uang dalam jumlah besar. Sebagian dari mereka memilih untuk mengurung anak albino mereka di dalam rumah, membuat jeruji besi yang tebal agar tidak ada orang jahat yang masuk ke dalam rumah mereka untuk menculik anak mereka.
sumber: vivanews.co.id