TOTABUAN.CO-Kecelakaan yang melibatkan dua pesawat terjadi di langit Prancis, tepat 43 tahun silam, tepatnya pada 5 Maret 1973.
Dua pesawat maskapai Spanyol itu bertabrakan di wilayah udara kawasan Nantes, Pranics Barat. Akibatnya, sebanyak 68 orang tewas.
Seperti dimuat BBC on This Day, kecelakaan ini terjadi antara Spanish Airlines DC9 yang terbang dari Palma, Majorca menuju London dan pesawat sewaan Coronado 990 di ketinggian 27 ribu kaki atau sekitar 8.230 meter.
Seorang tokoh masyarakat di Nantes, Max Chevalier yang menjadi saksi mata kecelakaan, mengatakan, pesawat Spanish Airlines DC9 meledak dan hancur di udara setelah tabrakan.
“Kejadiannya sangat mengerikan. Awalnya terdengar ledakan dan cahaya merah di langit. Tak lama kepingan pesawat dan potongan tubuh berjatuhan,” ungkap dia.
Sementara itu, pesawat Coronado berhasil melakukan pendaratan darurat dengan selamat.
Sang pilot Antonio Arenas-Rodriguez mendaratkan pesawat di kawasan Cognag dengan dipandu jet tempur Prancis.
“Saya duduk di dekat pintu dan istriku di dekat jendela. Tak ada yang menyangka bakal celaka. Tiba-tiba kami bergetar dan jatuh,” tutur seorang penumpang Coronado, Leonard Wareham.
“Semua terjadi begitu cepat, aku sulit mengingat secara detail apa yang terjadi. Tapi satu hal yang paling aku ingat adalah adanya jet tempur Prancis yang membantu kami mendarat,” imbuh dia.
Kecelakaan ini awalnya diduga terkait aksi mogok yang dilakukan para petugas Air Traffic Controller (ATC/Pengawas Lalu Lintas Udara) di Prancis yang menuntut dana pensiun dan tunjangan
Isu ini membuat setidaknya 16 maskapai internasional, termasuk British European Airlines menghentikan penerbangan via jalur udara Prancis setelah kecelakaan di Nantes tersebut.
Tak lama, hampir seluruh maskapai internasional memboikot rute udara Prancis yang membuat pemerintah negara tersebut mengalami kerugiaan secara finansial.
Menteri Transportasi Robert Galley menepis kabar bahwa kecelakaan terkait aksi mogok kerja karyawan ATC.
Kepala Staf Angkatan Udara Prancis Jenderal Claude Grigaud mengatakan tabrakan diduga kuat karena kelalaian pilot Spanish Airlines Arenas-Rodriguez yang memutar balik 360 derajat tanpa pesan pemberitahuan.
Versi lain mengatakan, Sang pilot sebenarnya sudah mengirim pesan, namun gagal tersampai.
Sejarah lain mencata pada 5 Maret 1960, Presiden RI Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, yang selanjutnya digantikan DPR-GR, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong.
Sumber:liputan6.com