TOTABUAN.CO-Meningitis yang menyerang anak masih berikan gejala tak jelas – hal ini sebabkan banyak orangtua yang kehilangan anaknya secara tiba-tiba.
Melansir laman She Knows, ditulis Rabu (02/3/2016) Jenny Burdett, Claire, dan Mark Timmins para orangtua dari anak yang menderita meningitis merilis foto anak mereka untuk memberitahukan kepada seluruh orangtua lain, perihal tanda-tanda meningitis yang tidak menunjukkan kesamaan.
Foto sang putri dari Jenny Burdett di ranjang rumah sakit dua tahun lalu sebelum kepergiannya membuat mereka menyadari bahwa tidak semua anak meningitis memiliki ruam.
Claire mengatakan, “Mudah-mudahan cara tersebut membantu semua orang untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana meningitis bisa terjadi,” ujarnya.
Anak dari Claire, Manson meninggal akibat Meningitis saat ia berusia tujuh tahun, namun berbeda dengan anak Burdett – Manson meninggal tanpa satu tanda pun pada Desember 2013 silam.
Kejadian ini memicu percakapan juga permohonan terkait vaksin Meningitis, dengan mengumpulkan lebih dari 100 ribu tanda tangan untuk persetujuan vaksin meningitis pada anak.
Saat ini vaksin MenB hanya tersedia untuk bayi berusia dua hingga lima bulan dengan dosis kedua pada empat bulan dan dua belas bulan, yang akan diberikan jika ada permintaan khusus dari orangtua.
Permintaan vaksin meningitis yang kian meningkat mengakibatkan kekurangan dalam penyediaan vaksin untuk pasien baru.
Glaxo Smith Kline (GSK) salah satu produsen vaksin menyatakan, “Permintaan global yang tidak terduga selama 2015 mengalami pasokan pertama tahun ini menjadi berkurang. Meskipun vaksinasi dapat dilakukan oleh National Health Service (NHS), sayangnya kami harus meminta klinik swasta sementara untuk tidak membuka program baru untuk vaksinasi. Sementara anak-anak yang sudah mendapatkan vaksin terlebih dahulu harus tetap mendapatkan vaksin secara berkelanjutan,” jelasnya.
GSK pun bekerja keras untuk menambah pasokan vaksin untuk perlindungan anak-anak dari meningitis, dan berharap di musim panas 2016 pasokan sudah dapat dilebihkan.
Meningitis adalah peradangan pada meninges (sistem saraf pusat). Meninges yang menutupi otak dan saraf tulang belakang dapat berubah menjadi meningitis ketika terjadinya cairan yang mengelilingi meninges dan terinfeksi.
Diagnosis dari meningitis terjadi ketika seseorang alami demam, peningkatan denyut nadi, leher kaku, dan kesadaran berkurang. Selain itu diagnosa lain ialah ditemukannya bakteri dalam cairan tulang belakang.
Penyebab paling umum dari meningitis ketika infeksi dari virus dan bakteri seperti kriptokokus yang disebabkan oleh infeksi jamur dan karsinomatosa yang merupakan jenis kanker.
Meningitis cenderung menyerang sejumlah anak-anak dengan persentase 5 hingga 40 persen, dan 20 hingga 50 persen melanda orang dewasa hingga sebabkan kematian.
Melansir laman Health Line, jenis yang paling umum dari bakteri yang menyebabkan bakteri meningitis adalah:
– Streptococcus pneumoniae, yang biasanya ditemukan pada saluran pernapasan, sinus, dan rongga hidung dan dapat menyebabkan “meningitis pneumokokus”.
– Neisseria meningitidis, yang menyebar melalui air liur dan cairan lain pernapasan dan menyebabkan “meningitis meningokokus”.
– Haemophilus influenza, tidak hanya dapat menyebabkan meningitis namun hinggan infeksi darah, radang tenggorokan, selulitis, dan arthritis menular.
– Listeria monocytogenes, merupakan bakteri yang berasal dari makanan.
sumber:liputan6.com