TOTABUAN.CO — Kain songket Minang tidak bisa diperlakukan secara sembarangan, termasuk dalam hal penyimpanan kain. Masalahnya, jika tidak disimpan dengan benar, bisa merusak lapisan benang emas yang banyak terkandung dalam kain songket itu.
Menurut salah seorang pengrajin kain songket di Pandai Sikek, Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Erma Yulnita, ada beberapa aturan yang harus diikuti dalam penyimpanan kain songket.
“Kain harus disimpan dengan benar. Kalau tidak, nanti kainnya patah atau kusam, dan tidak bisa dipakai lagi,” katanya di Pandai Sikek, Senin (13/10/2014).
Menurut Erma lagi, kain songket, terutama dengan motif yang penuh di sepanjang kain, harus disimpan dengan cara digulung agar motifnya tetap halus.
“Kalau dilipat, motifnya patah dan jadi jelek,” katanya.
Saat dilipat pun, kain menurut Erma, harus dilapisi dengan kertas. Pelapisan itu bisa dengan kertas roti, kertas minyak, atau kertas sampul.
“(Tapi) Jangan sekali-kali melapisi dengan kertas koran,” tegasnya.
Disebutkan Erma, bahan kimia dalam tinta koran tersebut bisa merusak kain, karena dikhawatirkan tinta tersebut luntur mengenai kain.
Tips berikutnya adalah kain disimpan dalam tabung yang sudah dilapisi dengan kain, agar benangnya tidak tersangkut yang justru merusak kain.
Sementara untuk pencucian, kain songket juga tidak bisa dicuci sembarangan, karena struktur benang di dalam kain bisa rusak.
Sumber: suara.com