TOTABUAN.CO– Orang-orang dengan berat badan berlebih biasanya kurang tidur. Sudah begitu gemar mendengkur dan juga makan banyak tiap kali rasa kantuk menderanya.
Padahal dokter mengatakan, secara umum, berat badan tidak terlalu berpengaruh bagi nyenyak tidaknya tidur seseorang. “Berat badan berapapun kalau dia tidurnya nyaman ya nggak masalah,” kata dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra kepada detikHealth dan ditulis Rabu (13/1/2016).
Menariknya, hubungan antara berat badan dan kualitas tidur ini nampaknya saling berkelindan. Di satu sisi, kurang tidur atau kelelahan dikatakan dapat membuat nafsu makan meningkat.
Menurut dr Rima, ketika kurang tidur atau kelelahan, tubuh secara alami akan memicu pelepasan hormon yang mendorong seseorang untuk lapar dan mencari makan, yaitu ghrelin (penambah nafsu makan) dan menurunnya kadar leptin (pengontrol nafsu makan).
Sebuah studi di Amerika juga menyebut, orang yang kurang tidur cenderung menginginkan makanan yang tak sehat. “Makannya lebih banyak dan asupan yang masuk ke dalam tubuhnya adalah makanan berlemak dan karbohidrat. Jika ditawari antara apel dan keripik kentang, mereka akan lebih memilih keripik kentang,” jelas sang peneliti, Namni Goel dari University of Pennsylvania.
Di sisi lain, seseorang yang mengalami kegemukan cenderung mudah mendengkur dan kurang tidur. Mendengkur sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan dr Rima mengatakan kebiasaan ngorok atau mendengkur pada orang Asia lazim ditemukan, mengingat struktur wajah dan leher mereka lebih memungkinkan terjadinya penyumbatan pada saluran napas, yang kemudian memicu ngorok.
“Orang Asia hidungnya kecil, rahangnya kecil. Apalagi yang lehernya pendek, gemuk sedikit pasti ngorok. Kalau orang bule kan hidungnya besar-besar,” terang dr Rima dalam kesempatan terpisah.
Itulah sebabnya orang bule baru akan mendengkur bila berat badannya tergolong obesitas, sedangkan orang Asia cenderung sudah mengalaminya ketika bobotnya baru berkisar 60-80 kg.
Akan tetapi dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran tidak sepakat bila dikatakan salah satu penyebab utama mendengkur adalah kegemukan. “Ngorok itu berhubungan dengan lemahnya saluran pernapasan, bukan kegemukan,” tegasnya.
Hanya saja seseorang yang kelebihan berat badan dan mendengkur, memang harus segera mendapat penanganan. Menurut dr Andreas atau lebih akrab disapa dr Ade, orang-orang semacam ini lebih rentan terkena diabetes dan sakit jantung bila kebiasaannya didiamkan terus-menerus.
dr Ade juga mengingatkan kurang tidur membuat seseorang jadi malas berolahraga. Karena itu jika ingin bobot turun dengan mudah, kualitas tidur seseorang harus diperbaiki terlebih dahulu.
Sumber: detik.com