TOTABUAN.CO — Rokok elektrik atau e-cigarette masuk ke pasar dan seolah menjadi harapan baru bagi para perokok. Selama ini, rokok elektrik dianggap lebih sehat dibandingkan dengan rokok biasa. Rokok elektrik juga diklaim bisa membantu perokok untuk berhenti merokok serta menurunkan risiko terkena kanker paru-paru.
Namun faktanya, sebuah penelitian mengungkap bahwa rokok elektrik sama beracunnya dengan rokok biasa dan juga bisa menyebabkan kerusakan berbahaya pada paru-paru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada University of Rochester ini diterbitkan dalam jurnal Plos One, seperti dilansir oleh Health Site(09/02).
Peneliti mengungkap bahwa emisi dari aerosol dan perasa pada rokok elektrik bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan memicu radikal bebas serta peradangan pada jaringan paru-paru. Irfan Rahman, ketua peneliti dan profesor dari University of Rochester Medical Center, menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan akibat kurangnya kontrol dan pengawasan terhadap keamanan penggunaan rokok elektrik.
Emisi berbahaya yang diproduksi oleh rokok elektrik berasal dari pemanasan elemen di dalamnya. Pemanasan ini berfungsi mengubah cairan perasa dalam rokok menjadi partikel aerosol yang mirip dengan asap rokok. Namun pemanasan ini juga yang menyebabkan asap rokok elektrik mengandung logam berat dan nano partikel yang bisa merusak paru-paru.
Nano partikel dan logam berat berukuran sangat kecil itu berpotensi menjadi karsinogen yang masuk ke jaringan dan sel paru-paru, kemudian masuk ke aliran darah. Perbedaan rasa pada rokok elektrik juga mempengaruhi efek berbahaya yang bisa muncul. Peneliti mengungkap bahwa rokok elektrik rasa kayu manis menyebabkan tekanan berat dan lebih beracun pada paru-paru.
Meski begitu, Rahman menjelaskan bahwa hipotesis terhadap rokok elektrik ini harus diujicoba lebih lanjut karena saat ini terdapat banyak produk rokok elektrik yang baru diluncurkan. Selanjutnya, peneliti juga menjelaskan bahwa asap rokok elektrik yang mengandung logam berat tak hanya berbahaya untuk kesehatan perokok, tapi juga bisa menyebabkan polusi dan berbahaya untuk perokok pasif.
sumber : merdeka.com