TOTABUAN.CO — Pendidikan kehutanan masih dianggap sebagai bidang yang tidak prospektif. Padahal, peluang kerja sarjana kehutanan cukup tinggi.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Novelti, memaparkan, peluang itu muncul salah satunya karena kian banyak hutan rusak di Indonesia.
“Hutan yang rusak itu membuat pemerintah membutuhkan sarjana kehutanan untuk memperbaikinya,” kata Novelti di Kampus UMSB, jalan Pasir Kandang, Padang, Jumat (8/5/2015).
Di Sumatera Barat sendiri, hanya UMSB yang memiliki Fakultas Kehutanan. Bahkan perguruan tinggi negeri (PTN) tidak memiliki fakultas tersebut. Tidak heran, sebelum tamat kuliah saja banyak mahasiswa Fakultas Kehutanan UMSB mendapat tawaran kerja.
“Peluang kerja sangat besar di fakultas ini. Mahasiswa dan dosen kami sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan riset kehutanan baik itu di provinsi maupun kabupaten kota,” ujarnya.
Novelti mengklaim, sejak mendapatkan akreditasi B pada 2012 lalu, peminat Fakultas Kehutanan UMSB kian diminati. Sebelumnya hanya 18-19 orang yang masuk prodi tersebut. Namun tahun lalu jumlah peminat meningkat tajam menjadi 75 mahasiswa baru. Saat ini mereka memiliki lima doktor.
Sekolah unggulan lain di UMSB adalah Fakultas Hukum. Sejak lama prodi ilmu hukum mendapatkan akreditasi B. Hingga kini, banyak jebolan Fakultas Hukum UMSB menjadi pengacara, advokat dan hakim tipikor.
Secara keseluruhan ada sembilan fakultas dan satu Program Pascasarjana yang dimiliki UMSB. Sembilan fakultas tersebut adalah Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Pariwisata serta Fakultas Kesehatan dan MIPA.
sumber : okezone.com