TOTABUAN.CO— Banyak orang terutama remaja melakukan selfie yang menantang maut, mungkin biar terlihat keren. Tapi tak jarang selfie semacam itu menimbulkan korban. Ya, sudah banyak kasusnya. Di Rusia misalnya, selfie ekstrim membuat ratusan korban berjatuhan.
“Sayang sekali kami mencatat bahwa jumlah kecelakaan yang disebabkan fotografi diri sendiri meningkat secara konstan. Sejak awal tahun ini, ada ratusan kasus cedera. Ada lusinan meninggal. Masalah ini sungguh ada,” ucap Yelena Alexeyeva dari Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Pemerintah setempat pun memperhatikan betul fenomena ini. Kementerian Dalam Negeri Rusia mengedarkan poster yang berisi beberapa gambar larangan aksi selfie berbahaya. Misalnya selfie sambil membawa senjata atau di dekat kereta api.
Biasanya, para korban selfie sembarangan tanpa perhitungan. Beberapa waktu lalu, ada seorang wanita di Moskow selfie memakai pistol tapi malah menembak kepalanya sendiri. Untungnya meski terluka parah, ia selamat berkat penanganan cepat di rumah sakit.
Kejadian terbaru lebih tragis karena korbannya yang masih muda meninggal dunia. Korban bernama Anna Krupeynikova meninggal dunia setelah selfie di sebuah jembatan di Moskow. Ia terjatuh dari jembatan itu.
Tak cuma di Rusia, korban jatuh karena selfie sembarangan juga terjadi di negara lain. Bulan ini di Amerika Serikat, seorang remaja usia 19 tahun tewas karena tak sengaja menembak lehernya sendiri saat selfie dengan senjata api.
Fenomena selfie memang tak juga mereda, bahkan makin populer saja, ditunjang kamera depan smartphone yang kian canggih. Lalu mengapa ada orang yang tetap selfie berbahaya padahal sudah tahu risikonya dan sudah banyak korbannya?
Menurut Jesse Fox, akademisi komunikasi di Ohio State University, jawabannya berpulang pada kepribadian masing-masing orang. Tipe kepribadian narcissim, machiavellianism dan pscychopathy, mungkin cenderung melakuan selfie yang aneh-aneh atau menonjolkan dirinya sendiri.
“Semua tentang aku. Tentang aku ada di frame. Aku mendapat perhatian dan ketika aku mengunggahnya di jejaring sosial, aku mendapat konfirmasi yang kuperlukan dari orang lain bahwa aku keren,” kata Fox yang dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (9/9/2015).
“Anda tak akan mempedulikan jika ada sesuatu yang rusak, tidak peduli kalau ada yang terganggu di media sosial, bahkan Anda tak pernah memikirkan konsekuensi dari aksi Anda,” tambah dia.
Sumber:Detik.com