TOTABUAN.CO– Setelah makan kemudian tidak lama tidur malam, bisa membuat bobot naik lebih cepat ketimbang ketika Anda mengasup makanan tersebut di siang hari dan tidak tidur setelahnya. Benarkah demikian?
“Itu hanya mitos saja. Kebanyakan ahli setuju bahwa kita bisa mengalami kenaikan berat badan ketika lebih banyak kalori yang masuk ke tubuh ketimbang yang kita keluarkan,” ujar Mark Moyad, MD, direktur preventif dan pengobatan alternatif di University of Michigan Medical Center di Ann Arbor.
Meskipun, menurut Moyad cukup logis jika memiliki pemikiran bahwa kalori makanan akan terbakar lebih cepat dan efisien di saat seseorang masih beraktivitas, dibandingkan dengan diam saja di rumah atau tidur.
“Namun, yang mesti diingat peningkatan berat badan tidak berdasarkan waktu 24 jam saja. Kenaikan bobot dipengaruhi jumlah kalori yang diasup dibandingkan dengan berapa banyak kalori yang dibakar dalam periode waktu tertentu,” tambah Moyad, dikutip dari Web MD, Jumat (29/1/2016).
Sementara, Joseph Levy, MD, direktur gastroenterology pediatri di New York University mengatakan terdapat penelitian pada hewan yang merekomendasikan untuk menghindari konsumsi makanan ringan setelah makan malam dan menjelang waktu tidur untuk mencegah kenaikan bobot.
Sebab, makan di malam hari bisa mengganggu jam sirkadian tubuh dan mengubah hormon yang berperan dalam mengontrol nafsu makan sehingga berujung pada kenaikan berat badan. Levy menambahkan, dalam kondisi lelah dan stres berlebih, makan tepat sebelum waktu tidur bisa membuat kerja sistem cerna lebih berat. Akibatnya, di lambung akan diproduksi lebih banyak gas sehingga perut terasa mulas dan kembung.
“Di usus juga ada ‘otak’ yang membantu memastikan makanan bergerak melalui sistem pencernaan dengan kecepatan dan jumlah yang tepat. Ketika kita lelah dan stres, ‘otak’ dalam usus juga mengalami hal itu sehingga ada penurunan jumlah kontraksi makanan yang bergerak di sistem pencernaan,” kata Levy.
Sumber: detik.com