TOTABUAN.CO – Hypothermia atau hipotermia merupakan salah satu kondisi yang patut diwaspadai para pendaki karena diam-diam menyebabkan kematian. Maka itu, hipotermia kerap disebut musuh terbesar bagi para pendaki.
“Seorang pendaki yang terkena hipotermia membuat proses-proses normal sel dalam tubuh berjalan tidak normal. Bila terkena, kacau semuanya, bahkan bisa menyebabkan kematian,” kata Spesialis Penyakit Dalam Divisi Metabolik Endokrin, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD saat dihubungin Health-Liputan6.com pada Senin (27/4/2015)
Hipotermia, lanjut Tri Juli, merupakan ancaman bagi para pendaki, terlebih bagi mereka yang ingin mendaki gunung-gunung seperti di Nepal yang diguncang gempa berkuatan 7,9 skala Richter (SR) pada 25 April 2015.
“Hipotermia adalah suatu kondisi di mana akibat udara dingin, suhu tubuh ikut drop di bawah batas normal atau fisiologis, sehingga tidak baik atau memungkinan bagi proses-proses normal sel,” kata Tri Juli menambahkan. Bahkan, akibat hipotermia terjadi kekacauan metabolisme.
Tri Juli menjelaskan, normalnya tubuh membutuhkan suhu antara 35,5 sampai 37,5 derajat celcius. “Bila suhu tubuh di bawah itu, kacau semuanya,” kata Tri Juli menekankan.
sumer: liputan6.com