TOTABUAN.CO — Masih banyak sekali perempuan takut memeriksakan Pap Smear, mereka belum paham bahwa pemeriksaan Pap Smear adalah deteksi dini dalam pencegahan kanker leher rahim atau serviks.
Tingginya angka kematian perempuan akibat kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi perhatian khusus International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), sebuah organisasi nirlaba yang beranggotakan 24 perusahaan farmasi multinasional berbasis riset yang beroperasi di Indonesia dan Yayasan Kusuma Buana (YKB).
Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya memeriksakan Pap Smear terungkap dalam seminar pemaparan hasil “Program Meningkatkan Peran Perempuan Dalam Pengendalian Kanker Leher Rahim di Jakarta dan Sekitarnya” di Hotel Blue Sky Pandurata Jakarta, 16 Desember 2014.
Program ini telah berjalan sejak November 2013 hingga November 2014, yang dilaksanakan oleh Yayasan Kusuma Buana atas dukungan dari IPMG. Program ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus kanker serviks yang merupakan penyakit pembunuh perempuan nomor 1 di Indonesia, ditambah fakta bahwa masih banyak perempuan yang belum terpapar informasi mengenai kanker serviks.
Oleh sebab itu, peranan perempuan pun menjadi penting dalam upaya pengendalian terjadinya kanker leher rahim, untuk mendorong sesama perempuan agar lebih peduli dan mau melakukan pemeriksaan dini kanker serviks.
“Masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pinggiran Jakarta, belum terpapar dengan penyuluhan mengenai Pap smear. Masyarakat juga kami temukan mempunyai kendala psikologis untuk memeriksakan Pap smear. Mereka takut jika kelak nanti ternyata ada kanker serviks.” Ungkap dr. Adi Sasongko, Direktur Layanan Kesehatan, YKB.
Menurutnya, Perlu upaya terus menerus untuk melakukan penyuluhan pada masyarakat. YKB atas dukungan IPMG telah melakukan serangkaian kegiatan selama bulan November 2013 – November 2014 yang terdiri dari beberapa kegiatan seperti penyuluhan pencegahan kanker serviks, pemeriksaan pap smear, seminar sosialisasi di sekolah-sekolah, lingkungan masyarakat sekitar klinik untuk membentuk kader-kader kesehatan guna membantu penyebaran informasi dan edukasi mengenai kanker serviks, bahaya dan cara pencegahannya.
“Sebagai organisasi yang berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menyediakan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, IPMG, bersama YKB, sangat memandang penting upaya meningkatkan pemahaman perempuan secara terus menerus akan pentingnya melakukan deteksi dini kanker. IPMG juga membantu para wanita yang memiliki keterbatasan finansial untuk melakukan tes skrining kanker serviks melalui pemeriksaan Pap Smear,” papar Parulian Simanjuntak, Direktur Eksekutif IPMG. IPMG meningkatkan cakupan pelayanan Pap Smear di klinik-klinik YKB.
Melalui 4 klinik keluarga YKB yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Pisangan Baru, Jakarta Timur, Palbatu, Jakarta Selatan dan Bintara, Bekasi. YKB telah melakukan penyuluhan kanker serviks pada 2.066 orang dan pemeriksaan pada 1.147 orang. Hasil pemeriksaan pada 1.147 orang wanita di Jakarta ini adalah: Normal 70,1 persen, terkena kanker serviks 0,2 persen, Servisitis 25,2 persen, Kandida(jamur) 3,2 persen, Trikhomonas 1,3 persen.
YKB juga bekerjasama dengan Gerhati (Gerbang Pengharapan Transformasi Insani) untuk melaksanakan penyuluhan bagi ibu-ibu pengelola Usaha Kecil Menengah (UKM) di wilayah Cilincing dan Kopo (Jakarta Utara), Sentul, Cakung dan Kamp. Rawa Badung (Jakarta Timur), Kampung Lebak (Bekasi), Cileungsi. Penyuluhan untuk para pekerja perempuan dilakukan di pabrik-pabrik garmen di Subang (PT Hansoll-Hyun, PT Daenong Global), Penyuluhan untuk orang tua murid dan guru sekolah dasar juga dilakukan di lima sekolah dasar Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
“Dengan banyaknya penyebaran informasi mengenai kanker serviks, harapannya masyarakat khususnya wanita semakin teredukasi sehingga timbul kesadaran untuk menjaga kesehatan reproduksinya mulai dari diri sendiri. Harapan IPMG, program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan program promotif preventif yang diusung di era JKN ini, serta peran aktif masyarakat yang tak kalah penting. Demi Indonesia yang lebih baik dan lebih sehat,” lanjut Parulian.
sumber : merdeka.com