TOTABUAN.CO — Sebuah penelitian terbaru dari jurnal online ‘Open Heart, menunjukkan bahwa ternyata gula yang ditambahkan pada makanan olahan dapat memiliki efek yang lebih buruk pada tekanan darah, penyakit jantung, dan hipertensi dibandingkan dengan garam.
Sejauh ini pedoman diet pada umumnya adalah mengurangi asupan garam pada makan yang dikonsumsi untuk meminimalisir terjadinya tekanan darah tinggi. Sebaliknya, gula dianjurkan untuk menekan efek meningkatnya tekanan darah.
Namun ternyata, garam justru memiliki efek yang sangat rendah pada perubahan tekanan darah. Gula yang dianggap sebagai penghambat perubahan tekanan darah drastis malah memiliki efek yang jauh lebih berbahaya!
Seperti yang dilansir oleh Health Me Up (17/2), para peneliti mengungkapkan bahwa gula memiliki kandungan yang berhubungan dengan tekanan darah daripada sodium. Mereka menyimpulkan bahwa gula, terutama fruktosa dapat memperburuk hipertensi dan masalah jantung lainnya.
Tinggi fruktosa biasanya terdapat pada minuman soda dan makanan olahan. Efeknya pun bisa lebih buruk, seperti banyaknya lemak darah yang merugikan kadar insulin darah yang tinggi, dan dua kali resiko pengembangan sindrom metabolik.
Bukti-bukti tersebut sudah nyata. Menunjukkan bahwa orang-orang yang diet dengan asupan gula yang ditambahkan setidaknya seperempat dari total konsumsi kalori harian mereka akan memiliki hampir tiga kali resiko terkena penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen.
Membatasi konsumsi minuman manis dan permen adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi asupan ke dalam tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa gula yang masuk ke tubuh harus kurang dari 10 persen dari total asupan kalori per hari. Hal ini diterjemahkan menjadi maksimum 50g gula untuk rata-rata orang dewasa.
sumber : merdeka.com