TOTABUAN.CO — Pemerintah sedang memperketat masuknya barang-barang impor. Hal ini berkaitan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang terus melemah. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberlakukan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) untuk barang-barang impor. Dengan demikian, harga barang-barang mewah hasil impor akan semakin mahal bagi konsumen di Indonesia.
Namun, kebijakan tersebut tampaknya tidak berpengaruh terhadap kolektor barang-barang bermerek. Seorang personal shopper, Bintang Alzeyra (36) mengungkapkan bahwa kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang kian terpuruk tak berpengaruh terhadap permintaan barang-barang mewah dari para kliennya di Indonesia. Bintang sendiri kini bermukim di Austria.
Bintang mendapati, kliennya tetap memesan barang-barang mewah meski kurs rupiah terhadap dolar Amerika maupun terhadap Euro sedang melemah. “Sama saja. Kalau sekarang kurs rupiah ke euro malah bagus. Dulu sempat Rp 16.500 per euro. Sekarang lebih bagus malah (Rp 14.188 per euro). Kalau yang Rp 16 ribuan memang pada mengeluh sih. Cuma ya kalau sudah addicted barang branded, berapa pun dibeli,” ujar Bintang kepada merdeka.com, Rabu (1/4).
Menurutnya, pesanan barang-barang bermerek yang nantinya akan dikirim ke para kliennya di Indonesia, meningkat pesat saat musim obral. Bintang mengungkap dua musim obral yang menjadi agenda outlet atau butik merek-merek kelas dunia tersebut.
“Meningkat tajam kalau musim sale. Winter atau summer sale. Winter sale dimulai sehabis Natal biasanya sampai akhir Januari. Summer sale biasanya dari awal Juli sampai akhir Agustus. Diskon bisa sampai 70 persen terutama baju dan sepatu,” ujar Bintang.
Menurutnya, para klien yang sudah ketagihan barang-barang bermerek akan selalu memburu produk baru yang laris di pasaran, utamanya barang-barang yang dipakai dan diunggah para pesohor di media sosial.
“Segala yang baru pingin beli, cobain. Makanya untuk per seasonnya orang Indonesia juga cepat bosan. Tahun kemarin yang rame Celine, Balenciaga, Fendi. Akhir tahun Moschino. Fendi, Moschino, Celine, Dior, Chanel. Kalau high brand stabil, dari tahun ke tahun jumlahnya sama. Kalau brand lain cepat berubah mood pembelinya,” papar Bintang.
Saking gandrungnya konsumen Indonesia terhadap barang-barang bermerek, Bintang mengungkap bahwa kliennya juga memburu barang-barang yang relatif ‘remeh’ meski harganya selangit.
“Sekarang yang lagi rame gantungan kunci punya Fendi. Karlito namanya, sesuai bentuknya icon dari Karl Lagerfeld, salah satu designer Fendi. Satu gantungan kunci harganya sekitar Rp 20 juta (tergantung kurs),” tutut Bintang.
Dalam situs resmi Fendi, tercantum harga gantungan kunci Karlito antara 820 euro hingga 1.240 euro atau sekitar Rp 11 jutaan hingga Rp 17 jutaan dengan kurs rupiah terhadap euro sekitar Rp 14.188.
Bintang mengatakan, latar belakang kliennya bervariasi mulai dari artis hingga pejabat. “Jadi client ku resellerku. Kalau yang client langsungku rata-rata wiraswasta. Ada beberapa yang artis,” ucap Bintang.
sumber : merdeka.com