TOTABUAN.CO – Botol air mineral umumnya berbahan plastik. Setelah habis airnya umumnya botol dibuang. Akibatnya limbah plastik makin bertambah.
Hal ini terjadi di berbagai negara termasuk di Amerika. Sejak lama menumpuknya limbah plastik menjadi masalah lingkungan. Untuk mengatasinya, selain diolah menjadi produk daur ulang, ada yang menggunakannya berulang agar tak menambah sampah.
Dilansir Tech Insider (8/2), botol plastik umumnya terbuat dari bahan polyethylene terephthalate atau PET. Pabrik besar memang membuat kemasan botol plastik hanya untuk sekali pakai saja.
Namun Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan jika kemasan botol plastik berbahan PET dapat digunakan baik untuk sekali saja maupun berulang.
Ada dua hal yang setidaknya bisa terjadi apabila tetap menggunakan botol plastik bekas berkali-kali. Pertama, bahan kimia akan menempel pada air. Kedua, pertumbuhan bakteri pun bisa terjadi di dalam botol.
Para peneliti dari Arizona State University mengumpulkan sembilan air mineral kemasan botol dari merek yang berbeda-beda. Mereka melakukan pengukuran seberapa banyak bahan kimia dan senyawa antimony yang terkandung dalam botol.
Antimony adalah senyawa kimia yang biasanya ditemukan dalam bahan dasar plastik sebelum diolah menjadi botol kemasan. Jika tertelan, senyawa ini bisa membuat seseorang muntah dan diare. Namun antimony tidak bersifat karsinogen.
Environmental Protection Agency Amerika Serikat telah memiliki batasan maksimum konsentrasi senyawa antimony pada air kemasan sebanyak 6 parts per billion (ppb).
Peneliti menemukan konsentrasi antimony pada air yang tersimpan pada botol plastik hanya berkisar 0,195 ppb dan meningkat menjadi 0,226 ppb dalam tiga bulan kemudian.
Jumlah ini masih di bawah batas aman yang ditetapkan EPA. Sedangkan sebagai perbandingan, mereka juga menguji tingkat antimony pada air dispenser dan jumlah antimony yang ditemukan hanya sebanyak 0,146 ppb.
Kendati penelitian ini belum bisa memastikan berapa jumlah antimony yang dapat menempel dengan air setelah tiga bulan. Namun penggunaan botol plastik dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama tidak akan berbahaya bagi air minum yang ada di dalamnya.
Sebuah industri plastik di Amerika, PET Resin Association merekomendasikan agar mencuci botol air dengan sabun dan air hangat setelah selesai digunakan. Jangan lupa keringkan agar bakteri tak mudah bersarang didalamnya.
Mereka juga menyarankan agar tak menggunakan botol yang terdapat bekas goresan karena di situ tempat bakteri berkembang biak. Sebaiknya jangan cepat-cepat membuang botol plastik, lebih baik dimanfaatkan sebagai produk daur ulang.
Sumber ; Detikcom.