TOTABUAN.CO- Renato Niccolai sedang bekerja di ladang miliknya di Trans-en-Provence, Prancis selatan. Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 17.00, 8 Januari 1981. Tiba-tiba, telinganya menangkap suara aneh. Mirip siulan yang datang dari langit.
“Aku menoleh dan melihat penampakan benda terbang, tingginya setara dengan pohon pinus,” kata dia, seperti dikutip dari buku ‘UFO Briefing Document: The Best Available Evidence’.
Benda terbang misterius yang dilihatnya mirip dua piring yang tengahnya disatukan. Diameternya kira-kira 2,5 meter. Sesuai dengan gambaran UFO yang populer kala itu.
Pria 55 tahun itu tak melihat semburan api dari benda terbang misterius. Namun, ia memastikan, UFO tersebut sempat menjejak ke tanah. Meninggalkan tapak dan bekas terbakar. Mereka yang skeptis menyebut, jejak itu tak meyakinkan. Mirip-mirip jejak roda kendaraan.
Niccolai mengira, objek tersebut adalah bagian dari eksperimen militer — itu yang ia ceritakan pada warga dan petani lain di sekitarnya. Maklum, rumah dan ladangnya tak jauh dari pangkalan tentara.
Namun, kurang dari 24 jam kemudian, aparat keamanan dari satuan Gendarmerie datang memeriksa lokasi dan mengumpulkan sampel — yang kemudian dianalisis di sejumlah laboratorium pemerintah Prancis.
Kasus tersebut juga diinvestigasi Groupe d’Etudes des Phénomènes Aérospatiaux Non-identifiés (GEPAN) — organisasi yang didirikan pada 1977 oleh badan setara NASA, National Center for Space Studies (CNES) yang bermarkas di Toulouse.
Hasilnya, masih misterius.
Pada Maret 2007, Prancis menjadi negara pertama yang membuka dokumen-dokumen terkait UFO yang dilaporkan di wilayahnya. Ada 1.600 penampakan dalam 5 dekade.
Jacques Patenet, ahli aeronautika yang mengepalai kantor studi fenomena aoerospasial yang tak teridentifikasi mengatakan, sejumlah kasus dinyatakan tak layak dilanjutkan.
“Misalnya, laporan seorang perempuan yang melihat objek terbang mirip gulungan tisu toilet,” kata dia seperti dikutip dalam situs sains new scientis.
Dan, Patenet menyebut kasus di Trans-en-Provence sebagai salah satu yang paling ‘meyakinkan’.
Penampakan UFO yang diduga milik makhluk ekstraterresterial itu menghebohkan Prancis pada masanya, menarik perhatian ribuan orang, dan memiliki bukti-bukti berupa bekas pendaratan.
“Benda itu mendarat selama beberapa detik, lalu menghilang, terbang tanpa suara,” kata Patenet.
Dia menambahkan, tim GEPAN datang ke lokasi dan meneliti bekas gosong yang diduga ditinggalkan UFO tersebut. Kajian yang dilakukan mengarah pada dugaan bahwa objek misterius itu memiliki berat ratusan kilogram.
“Saya tak pernah bisa memahami atau memberi penjelasan tentang insiden tersebut,” kata Patenet.
Kasus itu berbeda dengan penampakan yang disaksikan hampir 1.000 orang pada 5 November 1990. Berupa kilatan cahaya yang jatuh dari langit.
Belakangan diketahui, fenomena itu dipicu pecahan roket yang lolos dari pembakaran di atmosfer.
“Kami tak memiliki bukti bahwa makhluk ekstrateresterial ada di belakang fenomena yang tak bisa dijelaskan,” kata dia. “Namun, kami juga tak bisa memastikan hal sebaliknya.”
Selain penampakan UFO di Prancis, tanggal 8 Januari juga menjadi momentum sejumlah peristiwa penting.
Pada 1996, pesawat kargo jatuh di tengah-tengah pasar yang penuh sesak pengunjung di Kinshasa, Zaire. Sekitar 225 hingga 350 orang tewas, 500 lainnya cedera. Korban terbanyak adalah perempuan dan anak-anak.
Pusat perbelanjaan yang ramai itu berubah jadi lokasi mengerikan. Api di sana-sini, jasad-jasad manusia, jerit tangis dan teriakan ngeri warga.
Ironisnya, 4 awak pesawat yang berasal dari Rusia selamat, hanya mengalami luka kecil. Warga yang marah mencoba menjadikan mereka bulan-bulanan.
Sementara itu, gempa sekuat 6,1 skala Richter mengguncang Costa Rica, menewaskan 15 orang dan melukai 32 manusia.
Sumber ; Liputan6.com