TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Lahir dengan kondisi prematur tidak dapat membuat wanita ini patah semangat. Dia bahkan bisa menulis dengan menggunakan handphonenya dan melahirkan buku.
Indah Tinumbia 32 Tahun warga asal Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu Selatan mulai menulis dengan menggunakan handphone selulernya. Kendati tak pernah duduk di bangku sekolah, namun, wanita kelahiran 18 Oktober 1984 ini mulai menulis bukunya dan dikirim ke temannya.
Helmi Hasan 49 Tahun Ibu Indah mengaku, jika anak ke tiga dari tiga bersaudara ini ternyata punya bakat sebagai penulis.
Helmi menceritakan, jika Indah sendiri mengalami cacat dari lahir. Indah sapaan akrabnya mengalami lumpuh dan disabilitas. Helmi menceritakan, upaya untuk menyekolahkan Indah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) sudah dilakukan, namun hal itu tak berselang lama.
Indah sendiri kata Helmi, tak pernah menempuh bangku sekolah,tapi dibalik kekurangannya, Helmi mengaku bersyukur karena diberikan kelebihan dan bakat yang di luar dugaannya.
“Saya yang melatih dia belajar di rumah. Mulai dari nama keluarga sampai huruf abjad dari umur 5 tahun, selama 2 bulan dan Alhamdullah bisa hafal,” tutur Ibu paroh baya ini saat ditemui Totabuan.co Rabu 8 Februari 2017 di rumahnya.
Indah juga kata Helmi, rajin bertanya. Setiap hari keinginannya untuk belajar terus dia lakukan.
Indah sendiri mulai aktif menulis dari 3 tahun lalu dari umur 29 tahun. “Hobinya menulis cerita pendek fiktif dan membaca. Seiring perkembangan teknologi, kendati dalam kondisi fisik dan ekonomi yang serba kekurangan, namun tak menyurutkan semangatnya,” tutur Helmi.
Kendati penuh keterbatasan fisik, namun Ia tak menyerah. Indah juga mengikuti perkembangan dengan menggunakan facebook dari 2010. Sejak itu Indah termotivasi untuk menyalurkan bakat menulisnya dan dibantu temannya di facebook untuk dibuat buku.
Awalnya Indah mendapatkan teman lewat Facebook sehingga dapat berkomunikasi dengan teman-temannya. Buku pertama yang ditulis berjudul standing because of love yang berjumlah 73 halaman. Di Semarang 50 buku hasil karyanya terjual habis. Dan di Kotamobagu sendiri sudah 20 buku yang dikirim dan terjual dari jumlah yang di cetak 70 buah.
Buku Indah sendiri dijual dengan harga Rp35.000. Saat ini Indah sedang melanjutkan tulisannya untuk buku yang ke 2. Indah menulis untuk satu judul buku selama 3 bulan. Harapan dan keinginan dari Indah, agar bisa mempunyai laptop dan hanphone yang bisa menunjang bakatnya.
Semangat Indah dalam menulis terus dilakukan meski dibatasi dengan kondisi cacat fisik dan penyandang disabilitas. Untuk mengisi hari-harinya di kamar, Ia memanfaatkan waktu untuk menulis di hanphonenya. Sampai kini Indah sudah akan mermapungkan tulisannya untuk melahirkan judul buku yang ke dua.
Kendati demikian, ia senantiasa tetap bersyukur, tak pernah menghujat takdir yang menimpa dirinya. “Masih untung otak saya selamat, tidak diserang virus. Jadi, saya masih bisa berpikir dan berbuat sesuatu,” katanya.
Sepintas melihat keadaan Indah yang tak berdaya, orang akan mengira dia tidak bakal bisa berbuat apa-apa. Nyatanya, tulisan dia sering menghiasi lembaran dinding facebooknya. Sebab, menulis itu sekadar menuangkan isi pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan.
Saat ditanya saat ini Indah mengaku ingin bertemu dengan Walikota Kotamobagu Tatong Bara. Kendati pernah bertemu dengan Walikota saat Pilkada hampir lima tahun lalu, namun ada keinginan lagi untuk bertemu kembali.
“Saya adalah pengagum Ibu Tatong Bara. Saya juga ingin persembahkan hasil karya kepada Ibu Walikota,” tuturnya terbata-bata.
Penulis: Nanang
Editor: Hasdy