TOTABUAN.COKOTAMOBAGU—Roling pejabat yang dilakukan walikota dan wakil walikota Kamis (27/3) mendatangkan banyak tanggapan politik. Apalagi jelang pemilu pada 9 April. Pengamat politik Muhamad Jabir mengatakan, proses roling yang dilakukan oleh Walikot Tatong Bara dan Wakil walikota Jainudin Damopolii menjelang Pileg sangat sulit dipisahkan dari unsur Politik. Meskipun bisa saja Walikota tidak bermaksud demikian.
Akan tetap ini berdampak terhadap Partai Amanat Nasional (PAN) yang secara kebetulan juga dinahkodai oleh Walikota Tatong Bara.
“ Ini dapat dianalogikan sebagai kereta api, yang terdiri dari gerbong-gerbong, di setiap gerbong ada penumpangnya. Demikian pula para Individu yang kena dampak roling, baik yang digantikan maupun yang menduduki jabatan baru. Mereka semua adalah gerbong yang punya penumpang. Secara hitung-hitungan politis, tentu dampaknya sudah dipertimbangkan secara matang oleh Walikota selaku pimpinan partai,” kata Jabir saat diminta tanggapan Senin (31/3).
Namun disisi lain kata dia, akan ada gerbong dan penumpang yang kecewa. Ada gerbong dan penumpangnya senang dan ada juga gerbong yang tidak terpengaruh apapun yang terjadi. Jika kemudian hari ini terjadi gejolak di beberapa titik, inilah momentum politik yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, tutur dia.
Tantangan ke depan tentu berbeda tergantung manfaat apa yang diinginkan oleh pihak tertentu. Walikota dan PAN yang menginginkan citra pemerintahan dan Partai yang dipimpinnya tetap baik tentu harus membuktikan bahwa proses roling sudah dilakukan sesuai prosedur dan semata untuk kepentingan seluruh warga Kotamobagu. Sementara bagi pihak yang menginginkan kondisi, sebaliknya tentu harus mampu membuktikan dan meyakinkan kepada pemilih bahwa yang terjadi hari ini adalah bentuk arogansi seorang pemimpin yang dilatarbelakangi kepentingan politik semata.
“ Catatan penting menurut saya bahwa magnet PAN di Kotamobagu khususnya dan secara umum di Sulawesi Utara bukan pada sosok Tatong Bara.Tetapi ada pada Yasti Soepredjo Mokoakow. Efek yang ditimbulkan akibat roling yang menuai protes di beberapa titik terhadap perolehan suara PAN pada pemilu Legislatif 2014 akan “biasa-biasa saja”, selama gejolak itu terjadi “biasa-biasa juga”. Dasarnya adalah pertimbangan pemilih paling utama adalah sosok seorang caleg, latar belakang partai pengusung menjadi nomor ke sekian. Sehingga kalaupun ada pihak yang merasa dirugikan dari kegiatan roling itu tentunya berbanding dengan jumlah orang yang merasa diuntungkan,” tambah Jabir .
Dampak negatif yang besar dapat dirasakan oleh Walikota dan PAN hanya dapat terjadi jika momentum ini terjadi secara luar biasa, dan berpengaruh pada gerakan massal pada “tujuan negatif atau positif”.
Editor Hasdy Fattah