TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Program bulan bakti gotong royong dari Walikota dan Wakil Walikota Kotamobagu Tatong Bara dan Jainudin Damopolii perlu diberikan apresiasi. Program yang dirancang pada 2013, dinilai tepat pada momen politik dan bisa mempengaruhi persepsi positif publik.
Namun, seiring program dan bertepatan momentum politik ini, jika tak dijaga, bakal mempengaruhi elektalitas pemerintah bahkan partai dan dapat menjadi pisau bermata dua.
“ Di satu sisi kegiatan itu akan dapat mempengaruhi persepsi positif publik terhadap pemerintahan terutama jika pelaksanaannya di lapangan dipoles sedemikian rupa. Sehingga, masyarakat dibuat sulit membedakan antara kegiatan Bulan Bakti Pemkot dan kegiatan Parpol,” kata pengamat Politik Muhamad Jabir Rabu (2/4).
Mengingat kata Jabir, semakin naiknya suhu politik menjelang pileg 2014, bukan hanya terjadi diantara eksternal partai, namun terjadi di internal partai.
“Mata pisau bisa berbalik, sedikit saja terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan itu dengan mudah pemerintah dan PAN akan mendapat sorotan sebagai pihak yang menyalahgunakan anggaran untuk kepentingan Partai. Masih ada sekitar 15 persen pemilih yang kemungkinan masih akan merubah pilihannya, ini menjadi bola liar menjelang pileg, sulit untuk diprediksi kemana arahnya, oleh karena itu siapa saja yang mampu menarik perhatian pemilih yang mengambang di penghujung kesempatan ini, maka dia yang akan menuai keuntungan,” ujar Jabir yang juga sebagai tim survey dari Lintas Komunitas .
Strategi diperlukan untuk membuat suatu kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Kegiatan bulan bakti gotong royong Pemkot Kotamobagu dibuka Walikota Kotamobagu Tatong Bara pada Maret lalu. Dari kegiatan itu, semua jenis pelayanan kemasyarakatan dilakukan secara gratis. Termasuk pelayanan ksehatan, pembuatan kartu keluarga, akte kelahiran, penaman pohon, pemberian bantuan kepada warga miskin, serta pernak pernik yang dihasilkan para ibu turut dipromosikan dalam kegiatan itu.(has)