TOTABUAN.CO – Pemerintah Kota Tarakan dan PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Tarakan menantikan alokasi gas dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk pembangkit listrik di Tarakan. Pasalnya Tarakan mengalami defisit listrik seiring menurunnya pasokan gas ke pembangkit.
“Kami sudah berkirim surat ke SKK Migas tertanggal 2 Maret 2016. Sekarang kami tunggu realisasinya,” kata Walikota Tarakan Sofian Raga di Tarakan.
Sofian meminta masyarakat Tarakan untuk bersabar terhadap proses yang sedang berjalan. Dia memahami masyarakat tidak nyaman dengan terjadinya pemadaman belakangan ini.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Tarakan Rahimuddin mengungkapkan Tarakan merupakan kota penghasil gas sehingga mayoritas pembangkit listrik mengandalkan gas. Namun belakangan ini pasokan gas menurun. Dia bilang pasokan gas yang diterima sekitar 5 MMBTU dan mampu menghasilkan 20 megawatt (MW). Padahal kebutuhannya sekitar 10 MMBTU.
“Beban puncak 40 MW. Kami defisit sekitar 12 MW karena ada tambahan daya dari pembangkit diesel,” ujarnya.
Dikatakannya rencana kedepan, Tarakan tak lagi bergantung pada pembangkit gas. Segera dibangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×25 MW.
sumber:beritasatu.com