TOTABUAN.CO — Harga emas kembali didorong ke level tertinggi dalam lima minggu terakhir karena pelaku pasar tersentuh sentimen penundaan kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fedreal Reserve (The Fed).
Mengutip Bloomberg, Rabu (22/10/2014), harga emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,6 persen ke level US$ 1.251,70 per ounce pada pukul 1.40 di divisi COMEX New York Mercantile Exchange.
Sebelumnya, harga emas sempat mencapai level US$ 1.255,60 per ounce, merupakan level tertinggi dalam kontrak aktif sejak September lalu.
Dalam dua minggu terakhir, harga emas memang terus terdongkrak karena terimbas dari sentimen kebijakan yang akan dilakukan oleh Bank Sentral AS.
Broker Komoditas dari RJ O’brien & Asssociates, Chicago, AS, Phil Streible menjelaskan, ada konsesus di pasar emas bahwa The Fed kemungkinan besar akan menunda rencana untuk menaikkan suku bunga.
“Hal tersebut membuat harga emas di pasar berjangka kembali terdongkrak dan juga kemungkinan besar permintaan emas fisik juga bakal naik,” tuturnya.
Analis HSBC Securities, James Steel menambahi, prospek pelemahan dolar yang kemungkinan bisa terjadi ke depan juga akan membuat harga emas kembali melambung.
Selama ini pergerakan nilai tukar dolar AS memang selalu berseberangan dengan harga emas. Saat nilai tukar dolar AS menguat maka harga emas akan melemah, begitu pula sebaliknya.
sumber : liputan6.com