TOTABUAN.CO- Banyak yang bilang jika mencari rumah sama sulitnya dengan mencari jodoh. Apalagi saat mencari rumah pertama, biasanya calon pembeli akan banyak melakukan pertimbangan.
Seperti misalnya mengumpulkan selengkap mungkin informasi rumah yang akan dibeli, mulai dari status tanah dan bangunan, kepemilikan, serta harga yang ditawarkan.
Selain itu jangan lupa untuk memperhatikan secara teliti kondisi bangunan, tata letak, dan interior rumah. Bila perlu, jelajahi setiap ruangan dan tanyakan semua secara detail kepada pemilik atau pengembang.
Namun di balik pertimbangan itu semua, ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya. Yakni, kapankah waktu yang pas untuk membelinya? Simak ulasan selengkapnya seperti tertulis rumah.com berikut ini.
Buyer’s time
Dikutip dari buku 77 Rahasia Cepat Untung Bisnis Properti yang ditulis oleh Hermawan Wijaya, momen pas beli rumah adalah saat harga properti berada di titik rendah.
Contohnya tahun lalu, ketika terjadinya penurunan sektor properti karena pelemahan ekonomi dalam negeri dan peraturan baru dari pemerintah yang dinilai kurang jelas. Di samping itu, melemahnya nilai tukar rupiah hingga tembus Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) membuat industri properti semakin terguncang.
Bagi Anda yang mempunyai dana besar, titik rendah ini sangat bisa dijadikan celah untuk membeli rumah. Dan inilah waktu di mana pembeli berada di atas angin (buyer’s time). Pada kondisi demikian, harga akan tertekan secara absolut meskipun secara nominal tetap.
Misalnya. harga sebuah rumah pada 2014 adalah Rp 3 miliar dan tak mengalami kenaikan sama sekali di tahun 2015, maka bisa dikatakan bahwa harga rumah tersebut telah turun. Nah, masa-masa seperti ini cocok untuk membeli properti sebelum mengalami kenaikan harga kembali.
Properti yang terkendala masalah
Prinsip yang selama ini diemban oleh para pelaku bisnis properti adalah “mendapatkan properti terjelek di lokasi terbaik”. Properti yang dimaksud adalah rumah yang tidak terawat lagi atau ada permasalahan dari sisi konstruksi.
Oleh karena itu, tak masalah jika Anda harus membeli properti yang sudah lama tak dihuni bahkan menjadi sarang hewan liar, asalkan berada di lokasi strategis dan mempunyai potensi untuk berkembang. Sehingga tak menutup kemungkinan Anda bisa mendapatkan harga rumah yang murah di lokasi emas.
Cermati pengembangan kawasan di masa depan
Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) sangat mempengaruhi harga jual tanah dan bangunan di wilayah bersangkutan. Dari sini, Anda akan menemukan wilayah mana saja yang akan dikembangkan menjadi daerah industri, permukiman, pendidikan, ataupun perdagangan dalam beberapa tahun ke depan. Sumber informasi RTRK juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi mana yang akan Anda bidik.
Jangan sepelekan suatu wilayah pertanian yang tidak produktif, karena siapa tahu dalam RTRK kawasan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai area terpadu seperti perkantoran atau perumahan.
Jika hal ini benar terealisasi, sudah pasti harga properti di sekitar kawasan ini akan merangkak naik, termasuk nilai jual rumah yang Anda miliki.
Cari penjual ‘butuh uang’
Hampir setiap saat, selalu ada orang yang menjual rumah dengan harga rendah karena membutuhkan uang tunai secara cepat.
Biasanya kondisi ini muncul karena si penjual mengalami masalah finansial dan lain sebagainya. Bila Anda memiliki sejumlah uang yang diminta, tak ada salahnya menjadi penolong bagi orang tersebut.
Untuk mendapatkan situasi semacam ini, Anda bisa memanfaatkan dan mencarinya di situs online properti seperti Rumah.com. Namun jangan lupa, Anda tetap harus mengecek lebih detil mengenai spesifikasi rumah yang dilego tersebut. Apabila sudah merasa sreg, Anda bisa langsung menghubungi pihak penjual untuk melakukan pertemuan selanjutnya.
Sumber ; Liputan6.com