TOTABUAN.CO — Penetrasi produk lokal di pasar internasional harus semakin gencar dilakukan jelang diberlakukannya pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomia ASEAN 2015. Minimal, produk buatan Indonesia bisa bersaing dengan produk dari negara dalam satu kawasan.
Kasubdit Mitra Dialog I Direktur Asean Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan, Werdi Aryani memberi bocoran soal peluang produk lokal masuk ke pasar Myanmar. produk kerajinan tangan diyakini bakal laris manis Myanmar. Sebab, negeri seribu pagoda itu minim produk kerajinan tangan terutama pakaian.
Salah satu produk lokal yang disarankan dilempar ke Myanmar adalah sarung. “Myanmar, rata-rata di kawasan tersebut masyarakatnya menggunakan pakaian sarung. Nah bagaimana Indonesia dapat membangun diri terus dan melihat peluang itu (sarung),” ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (9/10).
Tidak hanya produk kerajinan tangan, peluang lain yang berpotensi digenjot untuk masuk pasar Myanmar adalah produk makanan olahan. Selama ini Indonesia rajin mengekspor makanan olahan ke Malaysia, Filipina, Singapura, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. “Di Myanmar masih susah ditemui produk makanan olahan Indonesia,” jelas dia.
Peluang penetrasi produk Indonesia di pasar regional masih terbuka lebar. Untuk produk dari bahan kulit, Indonesia sejauh ini sudah mampu mengekspor ke Vietnam, Malaysia, Thailand dan Filipina Belum lagi peralatan dan instrumen media, Indonesia sudah mampu ekspor ke Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Produk rempah-rempah untuk obat sudah dikenal di Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Untuk komoditas ikan dan produk ikan Indonesia sudah dipasok ke Thailand, Vietnam, Singapura dan Malaysia. Produk kerajinan asal Indonesia juga sudah menembus pasar Singapura dan Malaysia. Sedangkan untuk komoditas perhiasan, sejauh ini sudah dikenal di Singapura, Thailand dan Malaysia.
Gencarnya penetrasi produk lokal ke pasar regional bisa lebih maksimal jika didukung perbaikan infrastruktur fisik, peningkatan iklim usaha yang kondusif, reformasi kebijakan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan industri prioritas dan reformasi kelembagaan dan kepemerintahan.
Sumber : merdeka.com