TOTABUAN.CO — Sejuknya tensi politik usai pertemuan Joko Widodo – Prabowo Subianto, menjadi obat mujarab bagi rupiah untuk melawan tekanan dolar Amerika Serikat (USD). Bahkan, kemarin rupiah menjadi mata uang paling perkasa di kawasan Asia Pasifik.
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, pasar memang sudah lama menunggu rekonsiliasi antara dua tokoh tersebut. Karena itu, tidak mengherankan jika rupiah langsung menguat tajam usai pertemuan Jokowi – Prabowo, demikian pula indeks harga saham gabungan (IHSG).
“Mereka ketemu saja, rupiah positif, IHSG positif. Apalagi kalau cipika cipiki, apalagi kalau teken-teken (kesepakatan), pasti selesai permasalahan, pasar akan tenang,” ujarnya di Jakarta kemarin (17/10).
Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot kemarin memang menunjukkan bagaimana bergairahnya pasar menyambut pertemuan Jokowi – Prabowo.
Sebagai gambaran, nilai tukar rupiah berdasar data Jakarta Interbank Spot Dolar Offered Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada pukul 10.00 WIB masih menunjukkan rupiah melemah 15 poin ke level 12.222 per USD. JISDOR memang hanya mencakup data transaksi pukul 08.00 – 09.45 WIB, sehingga belum ada pengaruh pertemuan Jokowi – Prabowo yang dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB.
Namun, di pasar spot yang bergerak real time, rupiah mulai menguat signifikan sejak siang hingga sore hari. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah kemarin menguat 150 poin atau 1,23 persen ke level 12.109 per USD.
Penguatan ini sekaligus menjadi yang paling tajam di antara 13 mata uang utama di kawasan Asia Pasifik. Bahkan, kemarin lima mata uang justru melemah terhadap USD, seperti yen Jepang, dolar Taiwan, won Korea Selatan, yuan Tiongkok, dan dolar Australia.
Menurut Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa, langkah safari politik Jokowi menemui tokoh-tokoh politik yang sebelumnya berseberangan, seperti Aburizal Bakrie maupun Prabowo Subianto, memang menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar keuangan.
Investor pun percaya diri membeli portofolio aset di Indonesia sehingga rupiah dan saham menguat. “Untuk sementara, (pertemuan) ini bisa mengademkan pasar. Setelah ini, tentu pasar akan terus melihat bagaimana jalannya pemerintahan ke depan,” katanya.
Sumber: jpnn.com