TOTABUAN.CO – Tidak seperti gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu berbalik menguat, laju rupiah kembali melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS atau USD meski sudah berada di area support.
“Apalagi dengan munculnya pemberitaan akan adanya kenaikan BBM, sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap naiknya inflasi,” ujar analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya , Senin (30/3/2015).
Tidak hanya itu, dia menyebutkan, rilis klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penurunan dan markit composite PMI yang mengalami kenaikan memunculkan persepsi terhadap kemungkinan percepatan akan kenaikan Fed rate yang berujung pada naiknya USD.
“Kondisi inipun sejalan dengan perkiraan kami sebelumnya dimana, setelah penguatan dalam beberapa hari terakhir tampaknya kurang kuat untuk mempertahankan laju rupiah di zona hijau, sehingga dapat memunculkan peluang pelemahan lanjutan,” ungkap dia.
Laju rupiah berada di bawah target level support Rp13.012 per USD. Lanjut Reza, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tampaknya laju rupiah masih kurang kuat untuk berbalik arah dengan asumsi belum adanya sentimen positif. Sehingga dapat memunculkan peluang pelemahan lanjutan.
Untuk itu tetap cermati dan antisipasi setiap pelemahan lanjutan yang menimpa rupiah. “Dalam satu hari ini laju rupiah akan berada di level Rp13.080-13.000 per USD (kurs tengah BI),” tutup Reza.
sumber: metrotvnews.com