TOTABUAN.CO-Ahli Gambut asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Basuki Sumawinata, menyebut Indonesia memiliki hampir 1 juta hektar perkebunan kelapa sawit yang ditanam di atas lahan gambut. Selain mudah terbakar dan rongga lebar, lahan gambut tanpa penanganan khusus membuat produktivitas tanaman sawit tidak optimal.
Dalam 1 tahun, satu hektar perkebunan kelapa sawit siap panen hanya mampu menghasilkan 15 ton Tandan Buah Segar (TBS).
“Di lahan gambut 15 ton sudah bagus,” kata Basuki kepada awak media asal Indonesia, di area perkebunan sawit daerah Miri, Serawak, Malaysia.
Produktivitas tidak lepas dengan kondisi lahan gambut. Tanpa penanganan khusus seperti pemadatan, rongga tanah gambut terbuka alias lebar. Akibatnya, pupuk mudah larut alias tidak tertahan, karena larut mengikuti pori yang lebar. Berbeda bila tanah dipadatkan. Pupuk tertahan di dekat akar, begitu juga air.
“Akibatnya (tanpa pemadatan) pupuk banyak hilang, air kurang karena hilang sehingga pohon tumbuh nggak optimal,” sebutnya.
Sementara itu, perusahaan kelapa sawit di Serawak, Malaysia yakni Woodman Group membagi cerita pasca penerapan teknik pemadatan. Dengan teknik pemadatan 1 kali atau sebelum penanaman, tanaman sawit bisa menghasilkan 20 ton TBS saat memasuki usia siap panen.
Jumlah ini bisa naik di angka 25 ton TBS per hektar bila pemadatan dilakukan lagi saat penanaman, dan hasil bisa mencapai 30 ton per hektar per tahun bila pemadatan sebanyak 3 kali.
Pihaknya bahkan pernah mencatat hasil mencapai 40 ton TBS untuk 1 hektar per tahunnya. Tentunya, kelembaban tanah harus dijaga dengan penyediaan kanal atau penerapan water management.
“Tanpa pemadatan hanya 15 ton. Kalau dipadatkan jadi naik 30 ton bahkan 40 ton per hektar per tahun. Usia terbaik menghasilkan antara 8-15 tahun,” ujar Managing Director Woodman Group, Dato Sri Law Kiu Kiong.
Woodman sendiri memiliki 40.000 hektar kebun sawit di Miri, Serawak. Mayoritas ditanam di atas lahan gambut.
Pernyataan Dato Sri diperkuat oleh Ahli Gambut asal Malaysia yang juga Director of Tropical Peat Research Laboratoty Unit (TRRL) Malaysia, Dr Lulie Melling.
Dia menyebutkan, peningkatan TBM bisa mencapai 2 kali lipat, alias 100%, dengan penerapan teknik pemadatan yang tepat di lahan gambut. Tentunya, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil yang diperoleh.
“Kalau tanpa pemadatan hanya 15 ton, tapi dengan pemadatan tanah hasilnya bisa double,” sebut Lulie.
sumber:detik.com