TOTABUAN.CO-Ketua REI Makassar, Arief Mone menuturkan awal 2016 telah memberikan angin segar terhadap pasar properti di Sulawesi Selatan. Diperkirakan pertumbuhan properti mencapai 10 persen.
“Saya kira tahun ini (2016) akan jauh lebih bagus. Tahun lalu perkembangan properti hanya sekitar empat persen, sedangkan tahun ini bisa mencapai 10 persen untuk pangsa pasar menengah atas,” ujar dia.
Namun ternyata perumahan untuk kelas menengah bawah juga mengalami perbaikan serupa. “Untuk rumah subsidi (kenaikannya) bisa tiga kali lipat akan lebih baik, khususnya untuk rumah tapak bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” ujar Arief.
Arief menjelaskan, ada beberapa faktor yang mendorong pasar properti Sulawesi Selatan bergerak positif. Pertama, ekonomi Sulawesi Selatan terbilang stabil. “Kemudian Pemerintah kini lebih banyak bergerak ke pertumbuhan infrastruktur, dan terakhir regulasi untuk perumahan MBR sudah siap di awal tahun, sehingga tak heran kalau pengaruhnya sudah terlihat di kuartal awal tahun,” kata dia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan relatif tinggi dibandingkan dengan provinsi lain, yakni mencapai tujuh persen. Hal ini mengindikasikan peredaran uang cukup tinggi di provinsi ini.
Berbicara masalah perumahan untuk kelompok MBR, perlambatan yang terjadi di tahun lalu ternyata memberi pengaruh positif terhadap suplai MBR tahun ini. Didukung penyalurnya lebih banyak, tidak hanya Bank Tabungan Negara (BTN) saja, tapi juga didukung oleh Bank Artha Graha. Di sisi lain, subsektor apartemen tidak bisa dilepaskan perannya sebagai salah satu berpengaruh di kota Bunaken tersebut.
“Apartemen kini sudah mulai banyak terlihat di Makassar, vertical housing tahun ini perkembangannya terbilang pesat. Untuk awal tahun sudah ada tiga apartemen yang diluncurkan, yaitu Royal, Saint Moritz dan Vida View,” ujar dia.
Sejumlah lokasi strategis untuk membangun apartemen nampak di pusat kota seperti Panakukang, Seputaran Perintis dan Brombong. Tidak heran, karena harga tanah di kawasan ini hampir menyamai rata-rata ibukota Jakarta. Misalnya di Sudirman, kisaran harganya sudah mencapai Rp 20 juta-Rp 25 juta per meter persegi.
Melihat pertumbuhan Makassar yang semakin berkembang tersebut, tidak ada salahnya melirik kota ini untuk berinvestasi. Untuk Anda yang sedang mencari perumahan tapak di bawah Rp500jutaan ada beberapa rekomendasi pilihan seperti perumahan Bumi Aroepala, Villa Arung Teko, dan Ilma D’Mansion.
sumber:liputan6.com