TOTABUAN.CO – Tahun anggaran 2016 memang baru saja berjalan, namun pemerintah mulai menyiapkan rencana kerja pada 2017. Khususnya, dalam pemetaan anggaran pada setiap kementerian, agar menjadi lebih efektif dan efisien.
Hal ini diangkat dalam rapat kabinet paripurna, yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Disampaikan bahwa anggaran yang setiap tahun bertambah harus dapat memperlihatkan hasil yang bermanfaat untuk masyarakat.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menjelaskan, bahwa program prioritas sudah ditetapkan secara umum. Harusnya ini bisa dilanjutkan sampai kepada level paling rendah di pemerintahan.
“Intinya uang yang terbatas ini kita harus spend secara wise,” kata Sofyan mengulangi yang disampaikan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Perubahan ini memang tidak mudah. Sebab sudah menjadi kegiatan rutin pada setiap tahunnya. Sehingga diperlukan peran kuat dari masing-masing menteri untuk melakukan perubahan.
“Maka Presiden bilang ke para menteri, menteri harus hands on ngeliat anggaran. Jangan serahkan ke biro personalia. Biro personalia biasanya ikutkan program tahun lalu,” terangnya.
Sofyan memastikan untuk tahun depan tidak ada lagi program pengulangan. Pihaknya akan memantau secara rinci. Agar ketika sudah menjadi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), program yang dilaksanakan benar-benar tepat.
“Nanti kita akan lihat. Program-program recycle nggak boleh lagi. Biasanya program recycle setahun lalu ada, tahun ini ditambah lagi. Kenapa perlu itu? Setiap program harus dijelaskan dulu apa manfaat dan kontribusinya untuk mencapai tujuan,” ujarnya.
apabila tak ada perubahan soal program recycle itu, Sofyan tak menampik pernyataan beberapa pihak yang menyebut APBN tak efektif. “Itu yang sebabkan orang bilang APBN kita makin besar, tapi efeknya kurang terasa,” imbuh mantan Menko Perekonomian itu.
Tema RKP 2017 akan berkutat pada infrastruktur sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan untuk penciptaan lapangan kerja dan mendorong kemiskinan serta mempersempit kesenjangan pendapatan.
“Target 2017 adalah range-nya 5,5% – 5,9 %,
Sumber ; Detikcom.