TOTABUAN.CO-PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Unit Kamojang menjalin kesepakatan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk ujicoba pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 3 Megawatt (MW). Dalam kerja sama ini, PGE Kamojang akan memasok uap ke pembangkit yang sedang dibangun dan akan diperasikan sendiri oleh BPPT.
General Manager PGE Unit Kamojang Wawan Darmawan mengatakan uap yang akan dialokasikan untuk pembangkit yang dibangun BPPT berasal dari sumur panas bumi yang dikelola oleh PGE di Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Menurut Wawan, PGE menyediakan pasokan uap demi mendukung program BPPT dalam penelitian energi listrik dari energi terbarukan.
“Nanti akan ada semacam titik serah di salah satu tempat seperti yang kami lakukan dengan PT Indonesia Power. Bedanya, kami tidak menjual uap. Ini sebagai satu studi penerapan teknologi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit skala kecil,” ujar Wawan, kemarin.
Menurut Wawan, PGE menyanggupi pasokan tersebut karena pembangkit BPPT masih di dalam wilayah kerja PLTP Kamojang yang dikelolanya. Apabila BPPT berhasil meningkatkan kapasitas produksinya, PGE bisa membuka opsi melakukan pembelian listrik produksi dari pembangkit BPPT untuk dijual ke Indonesia Power.
BPPT dijadwalkan melakukan ujicoba pembangkit tersebut pada Mei mendatang. BPPT mendesain rancang bangun pembangkit, sedangkan pembuatan komponen oleh PT Nusantara Turbin & Propulsi (NTP), PT Barata Indonesia, dan PT Pindad.
Saat ini, PGE memiliki dua unit pembangkit di Kamojang yang dikelola sendiri dengan kapasitas Unit 4 sebesar 60 MW dan Unit 5 sebesar 35 megawatt. Tiga unit lagi, yaitu unit 1, 2, dan 3 dikelola oleh PT Indonesia Power. Total pembangit di wilayah kerja panas bumi Kamojang mencapai 235 MW.
Eko Agung Bramantyo, Vice President Operation and Engineering PGE, menambahkan selain di Kamojang, BPPT juga menjalin kerja sama dengan PGE di Unit Lahendong, Sulawesi Utara. Kerja sama tersebut menggunakan binary system 0,5 MW.
Menurut Abadi Purnomo, Ketua Asosiasi Panas Bumi, kerja sama PGE dan BPPT sangat positif untuk dapat meningkatkan penguasaan teknologi. Lembaga penilitian/pengembangan tidak ada bisa menguasai teknologi bilamana tidak dibantu oleh industri. Bila dilihat kebelakang, kerja sama BPPT dan PGE sudah dimulai 2010 di Kamojang, dan ada beberapa sumur yang idle baik karena tekanan kepala sumur maupun secara volumetric tidak bisa mendukung pembangkit besar.
“Di lain pihak ada kerjasama BPPT, Pindad, dan NTP mengembangkan pembangkit 3 MW yg perlu diuji coba. PGE membantu program tersebut dengan visi agar turbin dan generator bisa diproduksi di dalam negeri. Kerja sama tersebut berlanjut dengan pengembangan turbin ORC (organic rankine cycle),” katanya.
sumber:cnnindonesia.com