TOTABUAN.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekspor Indonesia pada Maret 2015 terjadi penurunan sebesar 9,75 persen bila dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Dari total ekspor USD15,19 miliar pada Maret 2014 menjadi USD13,71 miliar pada Maret 2015.
Tak hanya itu, secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2015 pun menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor Januari-Maret 2015 hanya USD39,13 miliar atau turun sebanyak 11,67 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar USD44,30 miliar.
Menurut Kepala BPS Suryamin, merosotnya ekspor Maret 2015 dan kumulatifnya diakibatkan oleh anjloknya beberapa komoditi ekspor dunia. Dari 25 komoditi ekspor andalan Indonesia, sebanyak 23 diantaranya mengalami penurunan.
“Penurunannya karena beberapa harga komoditi dunia terjadi penurunan. Hampir semua dari 25 komoditi yang diamati hanya dua saja yang naik,” ungkap Suryamin dalam konferensi pers, di kantornya, Jalan dr. Sutomo No 6-8, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2015).
Salah satu komoditi yang mengalami kenaikan, lanjut dia, adalah alumunium. Ia memaparkan, alumunium secara year on year (yoy) mengalami kenaikan harga sebesar 4 persen. Ini menunjukkan harga komoditi ekspor dunia belum baik, namun volume ekspor masih cukup bagus.
“Nilai ekspor kita karena volumenya ada beberapa yang naik. Nah kalau yang cukup tinggi itu share di ekspor perhiasan dan permata sebesar 24,15 persen, mungkin didalamnya juga ada akik. Itu mungkin berperan karena sekarang sedang trennya,” pungkas Suryamin.
sumber: metrotvnews.com