TOTABUAN.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu dan pihak Pertamina setempat terus mengawasi stok maupun pergerakan harga elpiji 3 kg (kilogram) di pasaran. Pengawasan yang dilakukan ini sejalan dengan tidak inginnya harga elpiji 3 kg liar di pasaran.
“Kami bersama Pertamina setiap hari memantau perkembangan stok dan harga di tingkat pengecer,” kata Kepala Bidang Administrasi Perekonomian Pemkot Palu, Tamin Tombolotutu, di Palu, Kamis (16/4/2015).
Ia menjelaskan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan di lapangan, harga elpiji 3 kg cukup bervariasi. Ada pengecer yang menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp16.000 per tabung dan sebagian juga menjual diatas HET yaitu Rp17.000 per tabung.
Meski ada yang menjual di atas HET, Tamin berpendapat, harga yang dipatok masih pada batas kewajaran. Namun, bila ada pengecer menjual diatas batas toleransi, maka pengecer bersangkutan akan mendapat sanksi. Tamin tidak merinci stok elpiji 3 kg, kecuali menjamin mencukupi kebutuhan masyarakat.
Ayu, seorang pengcer elpiji 3 kg di bilangan jalan Igusti Ngurarai mengatakan pasokan dari agen berjalan lancar. Ia mengatakan seminggu dua kali mendapat suplai dari pihak agen. “Jadi stoknya tidak pernah kosong,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Dewi. Ia mengatakan stok elpiji 3 kg cukup banyak dan harga sesuai HET yang ditetapkan pemerintah. “Kami tidak berani menaikan harga penjualan melebihi HET karena bisa terkena sanksi,” pungkasnya.
sumber: metrotvnews.com