TOTABUAN.CO — Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dalam memproduksi beras nasional karena tingkat efisiensi komoditas tersebut dinilai telah kalah dari sejumlah negara tetangga seperti Vietnam.
“Kemampuan Vietnam untuk menawarkan harga beras sebesar Rp5 ribu per kilogram (kg), sementara harga dalam negeri Indonesia berkisar Rp8 ribu per kg sampai Rp12 ribu per kg. Ini merupakan salah satu bukti betapa tidak efisiennya produksi beras nasional,” kata Ekonom Universitas Sam Ratulangi Agus Tony Poputra, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Oleh karena itu, ujar dia, pemerintah seharusnya menerapkan kebijakan yang berfokus pada pengoptimalan laba petani. Hal tersebut tidak harus diperoleh dengan menaikkan harga jual tetapi melalui efisiensi biaya produksi.
“Kondisi inefisensi produksi beras Indonesia yang parah semestinya menjadi peluang untuk meningkatkan laba petani lewat efisiensi tanpa harus menyengsarakan konsumen,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sejumlah kesempatan telah menyatakan optimistis bahwa Indonesia mencapai surplus produksi beras pada akhir 2015 dengan program upaya khusus untuk Swasembada Pangan Berkelanjutan (UPSUS). Dalam lima bulan pelaksanaannya, program UPSUS berhasil mendorong petani untuk meningkatkan produksi tanaman pangan.
Kenaikan itu, ujar dia, diperoleh melalui percepatan waktu tanam, peningkatan produktivitas pertanaman, penggunaan irigasi efektif dan efisien, peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian, serta peningkatan index pertanaman.
sumber : metrotvnews.com