TOTABUAN.CO — Bank Indonesia masih menunggu kebijakan kenaikan BBM subsidi yang digadang-gadang bakal di naikkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kebijakan disinyalir Bank Sentral, bakal berdampak positif terhadap sektor lainnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyebut, pihaknya bakal merekomendasikan sistem perbaikan yang sifatnya struktural kepada pemerintah. Sebab, Bank Sentral ogah ada permasalahan lain bila kenaikan BBM subsidi terjadi.
“Bukan hanya perbaikan yang sifatnya ad hoc, satu kali. Nanti tahun depan, dua tahun, kita ada masalah lagi. Nah, kalau ini bisa ditangani secara lengkap dan struktural tentu akan sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Agus di Jakarta, Senin (17/11).
Agus optimis, kebijakan kenaikan BBM subsidi bakal memperbaiki inflasi, meski akan ada dampak dari hal tersebut, seperti fluktuasi harga tetapi inflasi bisa ditekan. “Itu adalah kondisi dunia. Dan kami meyakini itu adalah sangat baik bagi masyarakat karena masyarakat menjadi tahu karena ini adalah kondisi yang berkembang di dunia.”
Dalam empat tahun ke depan atau tahun 2019, Bank Sentral menargetkan inflasi berada di angka 3,5 persen plus minus 1 persen. Upayanya, dengan pengelolaan energi dan pangan secara lebih baik. “Kalau ini bisa dilakukan tentu kami semakin optimis bahwa inflasi yang rendah dan stabil dapat tercapai.”
sumber : merdeka.com